GridKids.id - Serangga adalah bintang yang termasuk filum artropoda, berkaki enam dan beruas-ruas, serta tubuhnya terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, torak, dan perut.
Nah, keberadaan serangga mudah dijumpai di kehidupan sehari-hari, lo.
Bersumber dari gramedia.com, jumlah spesies serangga yang masih ada diperkirakan antara enam hingga sepuluh juta.
Serangga memiliki eksoskeleton, yaitu rangka luar yang terbuat dari kitin yang memberikan dukungan struktural dan perlindungan.
Eksoskeleton ini tumbuh bersama dengan serangga, dan serangga harus mengalami proses pergantian kulit (molting) saat tumbuh.
Banyak serangga memiliki sayap, meskipun beberapa spesies enggak memiliki sayap sama sekali.
Sayap serangga digunakan untuk berpindah tempat, mencari makanan, dan berkembang biak. Sayap serangga sering sangat beragam dalam bentuk dan fungsi.
Tahukah kamu? Serangga memiliki peran penting dalam ekosistem lo, Kids.
Mereka adalah penyerbuk utama untuk banyak tanaman berbunga, berperan dalam dekomposisi bahan organik, dan menjadi makanan bagi berbagai hewan lain seperti burung, katak, dan mamalia.
Meski demikian, banyak serangga yang bisa menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap manusia dan lingkungan.
Simak informasi di bawah ini untuk mengetahui apa saja dampak berbahaya dari serangga.
Baca Juga: Tak hanya Nektar Bunga, Ini 4 Makanan yang Paling Disukai Kupu-Kupu
Benarkah Serangga Membahayakan Lingkungan?
Dampak negatif dari serangga merupakan ancaman yang signifikan terhadap pertanian, lo.
Hama serangga yang berbahaya antara lain ulat bulu, belalang, dan belalang yang memakan daun, biji, dan buah tanaman.
Kadang-kadang, belalang bisa menyebabkan wabah besar-besaran yang bisa menyebabkan kerusakan luas pada tanaman dan menyebabkan bencana kelaparan.
Serangga lain, termasuk kutu daun, thrips, dan kumbang penggerek bisa menghisap getah tanaman.
Maka dari itu, mereka bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit.
Dampak berbahaya dari hama juga termasuk membawa dan menyebarkan penyakit tanaman yang berdampak pada tanaman pertanian.
Cara pengendalian hama serangga ialah dengan melakukan penyemprotan pestisida, penggunaan asap, hingga penggunaan bahan kimia yang mengiritasi seperti capsicum.
Tahukah kamu? Serangga juga bisa menyebab perubahan iklim dan kerusakan, lo.
Perubahan iklim bisa meningkatkan jumlah kerusakan yang disebabkan oleh serangga.
Baca Juga: 4 Serangga yang Berperan Sebagai Polinator dalam Penyerbukan Bunga, Apa Saja?
Salah satu contohnya adalah kumbang pinus Eropa yang dibawa ke Amerika Utara dan menyebabkan kerusakan parah pada pohon pinus.
Dikarenakan iklim yang memanas, jangkauan kumbang ini meluas ke utara dan menyebabkan kerusakan parah pada perkebunan pinus dan hutan.
Banyak serangga berbahaya yang bisa menyebabkan gigitan dan sengatan yang menyakitkan.
Hal ini bisa menyebabkan iritasi jika terjadi satu gigitan atau sengatan.
Namun, serangga penyengat yang hidup berkoloni bisa menyebabkan cedera parah dan bahkan kematian.
Dua contohnya adalah semut api dan lebah madu Afrika, keduanya sangat ganas jika sarangnya diganggu.
Salah satu dampak bahaya dari serangga adalah kerusakan bangunan dan infrastruktur.
Serangga bisa menyebabkan kerusakan besar pada rumah, gedung dan infrastruktur lainnya. Banyak spesies yang bisa menyebabkan kerusakan struktural pada bahan konstruksi kayu.
Beberapa spesies, seperti rayap dan kumbang bubuk, mengonsumsi kayu secara langsung sebagai bagian dari makanannya.
Semut tukang kayu enggak memakan kayu tetapi akan mengunyah kayu untuk membuat lubang sarangnya.
Demikianlah informasi tentang dampak bahaya serangga meski berperan penting bagi ekosistem ya, Kids.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gramedia.com,Sciencing.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar