GridKids.id - Kids, apakah kalian pernah mendapati teman yang malas mengerjakan tugas kelompok? Ya, bisa jadi mereka mengalami social loafing atau kemalasan sosial.
Istilah social loafing pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Max Ringelmann sekitar tahun 1900-an.
Kemudian, penelitian ini dikembangkan oleh psikolog Amerika bernama Bibb Latane.
Penelitian The Ringelmann effect: Studies of group size and group performance, menjelaskan ketika seseorang berada dalam satu kelompok, maka usaha yang dikeluarkan akan lebih sedikit, dibandingkan saat harus berusaha atau berjuang sendirian.
Pengertian Social Loafing
Social loafing adalah fenomena dalam psikologi sosial di mana individu cenderung kurang berkontribusi ketika mereka berada dalam sebuah kelompok dibandingkan dengan ketika mereka bekerja sendiri.
Fenomena ini terjadi karena anggota kelompok merasa bahwa kontribusi individu mereka tidak akan begitu penting atau terlihat dalam konteks kelompok yang lebih besar.
Sebagai hasilnya, mereka mungkin menjadi kurang termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif atau berusaha lebih keras.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi social loafing meliputi ukuran kelompok, persepsi tentang kontribusi individu, tingkat tanggung jawab individu, dan tingkat keterlibatan emosional dalam tugas kelompok.
Social loafing dapat mengganggu produktivitas kelompok dan dapat menjadi masalah dalam situasi di mana kerja sama kelompok penting, seperti proyek tim di tempat kerja atau proyek sekolah.
Untuk mengurangi social loafing, penting untuk meningkatkan kesadaran anggota kelompok tentang pentingnya kontribusi individu, memberikan umpan balik positif, dan menerapkan tanggung jawab individu yang jelas dalam tugas kelompok.
Baca Juga: Anti Sosial dan Suka Menyendiri, 4 Zodiak Ini Justru Lebih Nyaman Sendirian karena Sifatnya
Penyebab Social Loafing
Satu kelompok dengan seseorang yang malas dalam mengerjakan memang sangat menyebalkan. Namun, kamu harus tahu mengapa seseorang mengalami social loafing.
Berikut beberapa penyebab social loafing:
1. Kurangnya Motivasi
Pada banyak kasus, seseorang yang mengalami social loafing biasanya kurang memiliki motivasi.
Orang yang motivasinya kurang cenderung akan malas dan mengabaikan tugas.
2. Tak Merasa Memiliki Tanggung Jawab
Seseorang yang memilki perilaku social loafing adalah orang yang tak bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan saat berada dalam kelompok.
Tak hanya sulit bertanggung jawab akan tugas, seseorang yang mengalami social loafing tak jarang sulit dimintai bantuan dan akan melemparkan tanggung jawabnya ke anggota yang lain.
3. Kelompok yang Terlalu Besar
Sifat social loafing juga akan malas mengerjakan tugas karena kelompoknya terlalu besar dan akhirnya dia semakin mengabaikan tugas yang diberikan.
Baca Juga: 2 Faktor Penyebab Perubahan Sosial dalam Masyarakat, Materi IPS Kelas 3 SMP
Dalam kelompok besar, umumnya terlalu banyak anggota dengan pembagian kerja yang tidak jelas.
4. Ekspektasi
Saat berada di kelompok dengan anggota yang cerdas dan gesit, umumnya orang akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
Namun, mereka yang memiliki sifat social loafing akan berekspektasi sebaliknya.
Mereka merasa pekerjaan akan selesai tanpa harus berkontribusi apa pun.
Pada kesimpulannya, orang yang memilki sifat social loafing akan sedikit atau bahkan tak sama sekali mengerjakan tugas karena faktor-faktor penyebab.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Klik Dokter |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar