GridKids.id - Plastik sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari. Plastik digunakan hampir segala hal.
Penggunaan palstik dan limbah plastik tentu akan meningkatkan limbah.
Bahkan, ada riset yang menyebutkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia.
Proses penguraian sampah plastik memakan proses yang lama karena memerlukan bantuan radiasi sinar UV.
Untuk proses penguraian plastik hingga 10-500 tahun lamanya.
Bila tidak terurai dengan benar, proses penguraian plastik justru menghasilkan partikel kecil atau mikroplastik.
Pengertian Mikoplastik
Mikroplastik adalah fragmen kecil plastik yang memiliki ukuran kurang dari 5 milimeter (0,2 inci) atau bahkan sekecil beberapa mikrometer.
Partikel-partikel ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk pembuangan sampah plastik, penguraian plastik yang lebih besar, dan produk-produk yang mengandung plastik.
Mikroplastik dapat ditemukan di lingkungan air, seperti sungai, laut, dan danau, serta dalam tanah dan udara.
Mikroplastik dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
Baca Juga: Ditemukan di Antartika, Apa yang Dimaksud dengan Hujan Salju Mikroplastik? #AkuBacaAkuTahu
1. Mikroplastik primer
Ini adalah partikel plastik kecil yang dibuat dengan ukuran mikroskopis dan digunakan dalam produk-produk perawatan pribadi (misalnya, scrub wajah mikroplastik) atau dalam proses manufaktur industri.
Mikroplastik primer juga dapat terbentuk ketika plastik yang lebih besar mengalami degradasi mekanis atau fotokimia menjadi fragmen yang lebih kecil.
2. Mikroplastik sekunder
Mikroplastik sekunder adalah hasil degradasi dan penguraian plastik yang lebih besar, seperti botol plastik, kantong plastik, dan peralatan plastik lainnya, akibat paparan terhadap panas, cahaya, atau tekanan.
Proses ini dapat menghasilkan partikel mikroplastik yang tersebar luas di lingkungan.
Bagaimana Terbentuknya Mikroplastik?
Mikroplastik dapat terbentuk melalui berbagai proses degradasi dan pembentukan.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana mikroplastik terbentuk:
1. Degradasi Mekanis
Proses ini melibatkan pemecahan fisik plastik yang lebih besar menjadi fragmen yang lebih kecil akibat paparan terhadap tekanan, gesekan, dan kerusakan fisik.
Baca Juga: Apakah Air Minum Kemasan Berbahaya? Ini Penjelasannya
Degradasi mekanis terjadi ketika plastik terbuang ke lingkungan, dan kemudian terkena abrasi oleh berbagai elemen seperti ombak laut, angin, dan matahari. Pemecahan plastik ini akhirnya menghasilkan mikroplastik.
2. Degradasi Fotokimia
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat menyebabkan perubahan kimia dalam plastik, yang pada gilirannya dapat membuatnya lebih mudah pecah menjadi fragmen yang lebih kecil.
Proses ini dikenal sebagai fotodegradasi. Paparan panjang dari plastik terhadap sinar UV yang kuat dapat menghasilkan mikroplastik.
3. Proses Manufaktur
Beberapa produk plastik, terutama produk-produk plastik mikroskopis seperti pelet plastik, dapat dihasilkan dalam bentuk mikroplastik primer selama proses pembuatan.
Pelet-plastik ini digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan dapat mencapai lingkungan sebagai mikroplastik jika tidak dikelola dengan baik.
4. Produk-produk Mikroplastik
Beberapa produk konsumen, seperti scrub wajah, pasta gigi, atau deterjen, pernah mengandung mikroplastik sebagai bahan pengikat atau penggiling.
Ketika produk ini digunakan dan dibuang, mikroplastik dapat masuk ke lingkungan.
Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Penggunaan Plastik, Materi IPAS Kelas 5 SD
5. Pemrosesan Limbah
Selama pemrosesan limbah plastik di fasilitas daur ulang atau tempat pembuangan sampah, terkadang terjadi kerusakan plastik yang lebih besar menjadi fragmen yang lebih kecil, termasuk mikroplastik.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar