B. Penjajahan Jepang di Jawa
Awalnya Jepang menunjukkan sikap baik sebagai saudara tua sesama orang Asia kepada orang Jawa.
Hal ini tentunya dilakukan supaya mendapat dukungan dan kepercayaan penduduk.
Penduduk Jawa menyambut ramah dan suka cita kedatangan Jepang masuk ke Pulau Jawa.
Penduduk Hindia Belanda berlaku seperti itu karena melihat Jepang sebagai salah satu penolong dan harapan untuk lepas dari penjajahan Belanda.
Terlebih masyarakat atau penduduk Jawa begitu percaya dengan ramalan Jayabaya yang menggambarkan bahwa akan datang zaman yang lebih baik di masa depan.
Namun, hal itu baru bisa dicapai jika nanti ada bangsa atau orang kerdil yang datang untuk waktu seumur jagung (singkat).
Orang-orang mulai mencocokkan hal itu dengan kedatangan Jepang ke Hindia Belanda.
Semasa pemerintahan militer Jepang, Jakarta adalah pusat pemerintahan Angkatan Darat ke-16.
Di sanalah dilakukan berbagai langkah transformasi dalam sistem pemerintahan di Indonesia.
Posisi gubernur jenderal ditiadakan, dan seluruh Jawa (kecuali Surakarta dan Yogyakarta) juga Madura, dibagi menjadi syu (karesidenan), shi (kotapraja), ken (kabupaten), gun (kawedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/kelurahan).
Baca Juga: Pendudukan dan Propaganda Pemerintah Jepang di Indonesia, Sejarah XI SMA
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar