GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) Sejarah kelas XI SMA kali ini masih akan membahas tentang dampak penjajahan Kolonial di kehidupan bangsa jajahan.
Pada artikel GridKids sebelumnya kamu sudah belajar bersama tentang dampak ekonomi penjajahan kolonial pada negeri jajahan.
Dampak dari adanya kolonialisme di Indonesia yaitu ada urbanisasi.
Urbanisasi merupakan pergeseran populasi dari daerah pedesaan ke perkotaan.
Perluasan daerah pertanian dan industri perkebunan diikuti oleh melonjaknya jumlah penduduk dan menyebabkan penyebaran daerah pemukiman yang lebih luas.
Jalan kereta api dibangun untuk memperlancar sarana transportasi.
Perbaikan jalan darat yang membentang dari Anyer sampai Panarukan bisa dikerjakan dengan serius.
Di masa liberal ini, perusahaan baru yang didirikan dengan cepat mengalami perkembangan.
Inilah kenapa perusahaan membutuhkan banyak personil dan tenaga ahli.
Dengan inilah bisa dibayangkan kenapa jumlah orang-orang Eropa di Hindia Belanda bisa meningkat dengan tajam.
Banyak yang ingin menuntut kenyamanan layaknya di negeri asalnya.
Baca Juga: Dampak Pemberlakuan Undang-Undang Agraria di Tanah Jajahan, Sejarah XI SMA
Karena inilah banyak dibangun sekolah-sekolah, kawasan permukiman, hingga pelayanan kesehatan khusus.
Dari sinilah lahir pemukiman-pemukiman khusus orang Belanda atau Eropa yang banyak tumbuh di Hindia Belanda.
Urbanisasi Masyarakat Negeri Jajahan
Dampak dari tumbuhnya perdagangan, perusahaan, dan aktivitas ekonomi, mulai lahirlah urbanisasi masyarakat pribumi dari pedesaan ke kota atau pusat perkebunan.
Kondisi ini didorong oleh faktor mulai berkurangnya lahan pertanian yang mengakibatkan peningkatan kaum miskin di wilayah pedesaan.
Seperti yang terjadi di Surabaya pada akhir abad-19 telah berubah menjadi kota industri dan perdagangan yang maju.
Banyaknya perusahaan asing yang mulai menanamkan modal di kota Surabaya.
Inilah yang membuat Surabaya menjadi salah satu tujuan warga dan penduduk desa mengadu nasib dan mencari pekerjaan yang lebih layak dari yang ada di desa.
Pertumbuhan industri dan perkebunan berhasil melahirkan kota-kota pesisir, seperti Tuban, Gresik, Batavia, Surabaya, Semarang, dan Banten.
Disusul pertumbuhan kota-kota yang terletak di pedalaman seperti di kota Bandung, Malang, juga Sukabumi.
Banyak kota-kota di Hindia Belanda tumbuh dengan cepat sepanjang 1900-1925.
Baca Juga: Dampak Sistem Tanam Paksa di Bidang Ekonomi, Sejarah Kelas XI SMA
Masuk ke awal abad ke-20, orang-orang Eropa makin banyak yang berdatangan dan beradaptasi dengan kondisi Hindia Belanda yang tropis.
Orang Eropa punya anggapan kalau lingkungan ideal diwujudkan dengan banyak jalan-jalan beraspal, ditambah dengan lampu penerangan jalan, perluasan lahan kota dan pembentukan taman kota.
Selain itu ada juga lahan pemakaman dan pembangunan gedung perkantoran berkonsep Nieuw Indische Bouwstijl.
Kota-kota di Pulau Jawa mengalami perkembangan pembangunan yang drastis dan dinamis menjelang abad ke-20, seperti Batavia, Bandung, Semarang, juga Malang.
Pertanyaan: |
Di mana saja kota-kota pesisir yang jadi pusat industri dan perkebunan? |
Petunjuk, cek lagi halaman 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar