GridKids.id - Kids, kembali lagi di artikel Belajar dari Rumah (BDR) Sejarah kelas XI SMA.
Di artikel-artikel BDR Sejarah XI SMA terdahulu kamu sudah membahas bersama-sama tentang penjajahan bangsa Barat di Nusantara.
Di artikel kali ini kamu akan membahas tentang dampak penjajahan di negara koloni nusantara.
Jika bicara tentang dampak penjajahan bangsa Barat di Indonesia, banyak sekali poin negatif atau hal yang merugikan bagi bangsa Indonesia.
Namun, fakta sejarah yang terjadi di Indonesia, penjajahan dan pendudukan bangsa asing memberikan dampak dan makna tersendiri yang bisa direfleksikan pada kehidupan saat ini.
Kali ini kamu akan diajak membahas tentang dampak-dampak penjajahan Bangsa Barat di kawasan nusantara, salah satunya adalah dampak ekonomi.
Selanjutnya kamu akan diajak melihat uraian lebih lengkapnya di bawah ini.
Dampak Ekonomi Akibat Penjajahan
Indonesia merupakan negara yang dianugerahi kekayaan alam yang melimpah dan sangat kaya.
Hal ini disadari oleh para penjajah yang memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan bagi mereka sendiri.
Salah satu caranya adalah memanfaatkan berbagai kekayaan alam Indonesia untuk bidang perkebunan.
Baca Juga: Perlawanan Rakyat Nusantara terhadap Kolonialisme setelah Abad Ke-19, Sejarah Kelas XI SMA
Belanda yang muncul sebagai kongsi dagang pada awalnya akhirnya berhasil mengembangkan usaha seperti perkebunan terhadap komoditas baru yang menghasilkan keuntungan di pasar dunia.
Tanaman yang dikembangkan dalam usaha perkebunan di Indonesia adalah komoditas kopi juga tebu.
Belanda melaksanakan sistem penanaman komoditi wajib seperti kopi di wilayah Priangan yang diperluas ke Ambon juga Pekalongan.
Bupati setempat dengan mempekerjakan mandor-mandor pribumi untuk mengawasi pekerja.
Sedangkan, pekerjaan pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen supaya pengangkutan kopi ke gudang penyimpanan Belanda dilakukan oleh penduduk yang dipaksa untuk melakukan kerja rodi.
Gubernur Jenderal Belanda Johannes van den Bosch mencetuskan sistem cultuurstelsel atau tanam paksa di 1930.
Para petani wajib menanam komoditas yang sesuai permintaan pemerintah di tanah mereka sendiri.
Komoditas yang ditanam dalam sistem ini seperti kopi, tembakau, tebu, lada, kayu manis, kina, dan teh.
Dampak Positif Sistem Tanam Paksa
Meski sangat memberati rakyat, sistem tanam paksa nyatanya punya dampak positif terhadap perkembangan aspek perkebunan di Indonesia, seperti:
a. Beberapa komoditas ekspor diperkenalkan dan mengalami perluasan seperti kopi, teh, lada, dan kayu manis.
Baca Juga: Kekuasaan Kolonial di Nusantara dan Perlawanan Rakyat, Sejarah XI SMA
b. Jumlah produksi dan ekspor tanaman perkebunan semakin meningkat.
Hal ini nyatanya berhasil membawa Hindia Belanda jadi salah satu negara produsen utama.
Beberapa komoditas ekspor yang dikirim ke pasar Eropa, di antaranya kopi, tebu, tembakau, juga lada.
c. Dengan memasukkan pengetahuan dan alat perkebunan dari Barat, petani bisa menguasai teknologi budidaya varietas tanaman baru.
d. Pasca sistem tanam paksa, proses penanaman dan penjualan hasilnya dilakukan secara komersial ketimbang konvensional.
Waktu berlalu sehingga sistem cultuurstelsel dihapus karena mulai ada paham laissez-faire.
Paham ini merupakan sebuah paham yang punya usaha meminimalkan peran pemerintah terutama di bidang ekonomi pada era 1870-1900.
Belanda mulai menerapkan sistem perekonomian yang disebut sebagai sistem ekonomi liberalisme.
Belanda membuka kesempatan untuk modal swasta mengusahakan kegiatan ekonomi di Hindia Belanda.
Hal ini membuat banyak pengusaha yang berinvestasi di sektor perkebunan yang sangat menguntungkan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Pertanyaan: |
Komoditas tanaman apa saja yang mulai diperintahkan untuk ditanamkan di Hindia Belanda pada paruh kedua abad-19? |
Petunjuk, cek lagi page 2. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar