GridKids.id - Perilaku ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder belakangan ini tengah menjadi bahan perbincangan netizen di media sosial.
Hal itu bermula dari sebuah postingan video seseorang.
Dalam video tersebut, seseorang sedang berdiam namun tangannya tak bisa diam serta tak fokus saat berjalan.
Akibatnya, orang tersebut menendang batu atau menyenggol daun dari pohon yang dilewatinya.
Nah, perilaku itu diklaim terkena ADHD.
Lalu, apa itu ADHD?
ADHD atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.
ADHD adalah gangguan yang menyerang anak-anak dan membuat pengidapnya kesulitan untuk memusatkan perhatian pada satu hal dalam satu waktu.
Kondisi ini kerap terjadi pada anak-anak, tetapi gejala yang muncul bisa bertahan hingga remaja bahkan dewasa.
Gangguan ADHD dibagi 3 tipe, yaitu:
a. Dominan inatentif: pengidap ADHD kelompok biasanya akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal.
Baca Juga: Dampak Pola Pikir Pesimis dalam Keseharian, Tak Hanya Pengaruhi Kesehatan Mental
b. Dominan hiperaktif-impulsif: pengidap ADHD kelompok ini akan bertindak hiperaktif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya).
c. Kombinasi inatentif dan hiperaktif-impulsif: merupakan gabungan dari dua kelompok ADHD lainnya.
Penyebab ADHD
Penyebab pasti ADHD belum ada yang tahu dengan pasti sampai saat ini.
Namun, kondisi ini bisa muncul akibat ada ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) di dalam otak.
Namun ada beberapa dugaan penyebab ADHD menurut para ahli:
1. Genetika
ADHD cenderung menurun dalam keluarga. Dalam banyak kasus, ada dugaan bahwa dugaan bawah gen yang seseorang warisi dari orang tua merupakan faktor penting dalam berkembangnya ADHD.
2. Fungsi dan struktur otak
Mengutip National Health Service UK, penelitian telah mengidentifikasi beberapa kemungkinan perbedaan dalam otak orang dengan berkembangnya ADHD dari mereka yang tak memiliki kondisi tersebut.
Penelitian tersebut melibatkan pemindaian otak yang hasilnya menunjukkan bahwa area otak tertentu mungkin lebih kecil pada orang dengan ADHD, sedangkan airea lainnya mungkin lebih besar.
Baca Juga: Ditandai dengan Perilaku Hiperaktif, Ini 5 Penyebab ADHD yang Menyerang Anak-Anak
Studi lain menunjukkan bahwa orang dengan ADHD mungkin memiliki ketidakseimbangan dalam tingkat neurotransmitter di otak.
Selain itu, bahan kimia tersebut mungkin tidak berfungsi dengan baik.
Faktor Risiko ADHD
Selain itu, ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kondisi ini, seperti:
Penanganan ADHD
Penanganan ADHD bisa dengan obat-obatan atau psikoterapi.
Perlu diketahui bahwa orang tua, keluarga, pengasuh, dan guru di sekolah juga membutuhkan bimbingan untuk menghadapi anak dengan ADHD.
ADHD tak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi penanganan yang diberikan dapat meredakan gejala dan membantu penderita untuk menjalani hidup dengan normal.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar