Meski prosentase kejadiannya cukup tinggi, para peneliti mengungkapkan kalau penderita serangan jantung akibat stres emosional biasanya cuma memerlukan pengobatan jangka pendek.
Hal tersebut karena jantung biasanya bisa pulih dengan sendirinya.
Di sisi lain, peneliti menjelaskan kalau kelebihan hormon stres bisa menyumbat arteri dan menyebabkan otot jantung melemah.
Kondisi ini membuat jantung jadi kurang mampu memompa darah untuk sementara waktu.
Kalau dibiarkan, darah tidak akan terpompa ke seluruh tubuh dan menyebabkan gagal jantung.
Stres emosional yang tiba-tiba dan luar biasa akan melepaskan banyak hormon adrenalin dan bahan kimia lainnya ke aliran darah.
Bahan kimia ini menjadi racun dan memicu gejala serangan jantung, seperti nyeri dada, cairan di paru-paru, sesak napas, dan gagal jantung.
Serangan jantung yang disebabkan oleh stres maupun penyakit lainnya harus segera ditangani dengan cepat, terutama jika konsisinya sudah parah.
Orang yang kondisi jantungnya sangat buruk membutuhkan perawatan intens untuk menjaga sirkulasi darah.
Dengan perawatan yang cepat, penderita bisa berpeluang sembuh.
(Penulis: Erwina Rachmi Puspapertiwi)
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar