Yogyakarta menjadi ibu kota negara bagian sampai keputusan untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia diambil pada 1950.
2. Bukittinggi
Meski sudah dipindahkan ibu kota negaranya ke Yogyakarta, namun kondisi Indonesia saat itu belum stabil.
Terlebih Yogyakarta sempat jatuh ke tangan Belanda.
Berdasarkan hasil rapat kabinet sebelum serangan tersebut terjadi, Presiden dan Wakil Presiden memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran, Sjafruddin Prawiranegara yang ketika itu berada di Bukittinggi untuk membentuk pemerintahan darurat di Sumatera.
Bukittinggi yang berperan sebagai kota perjuangan ditunjuk sebagai ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dari bulan Desember 1948 sampai bulan Juni 1949.
Hal ini diputuskan setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda tepatnya pada 19 Desember 1948.
Presiden Soekarno akhirnya mengirim mandat untuk membentuk pemerintahan darurat kepada Menteri Kemakmuran Syafrudin Prawiranegara yang sedang di Bukittinggi.
3. Bireun, Aceh
Bireuen di Provinsi Aceh juga disebut pernah menjadi ibu kota negara pada 18 Juni 1948 walau hanya seminggu.
Baca Juga: Nama-Nama Daerah di Provinsi Lampung dan DKI Jakarta Serta Ibukotanya
Selama memimpin dari pusat pemerintahan di Bireuen, Presiden Soekarno tinggal di rumah Kolonel Hussein Joesoef.
Pemindahan ibu kota ini juga terkait dengan gencarnya serangan dari pihak Belanda akibat adanya agresi militer.
Dalam laman Pemprov Aceh dijelaskan bahwa Bireuen memiliki julukan sebagai Kota Juang karena perannya dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
Bahkan menurut keterangan tokoh-tokoh setempat, Bireuen disebut pernah menjadi ibu kota RI yang ketiga meski hanya selama seminggu, setelah Yogyakarta jatuh ke tangan penjajah dalam agresi Belanda.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar