GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) Materi Geografi Kelas 11 SMA kali ini akan membahas masalah-masalah lingkungan.
Dalam buku geografi Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud, hlm. 125-132 kali ini akan membahas masalah-masalah lingkungan.
Masalah lingkungan bukan hal baru dan sudah sejak lama berlangsung.
Namun, kini permasalahan itu makin luas dan kompleks, saling berkaitan antara wilayah dan ruang di permukaan Bumi.
Berikut kamu akan diajak melihat beberapa isu lingkungan yang jadi masalah warga dunia, di antaranya:
Masalah-Masalah Lingkungan
1. Global Warming
Pemanasan global jadi salah satu masalah lingkungan yang paling menyita dunia saat ini.
Pemanasan global bisa terjadi karena ada efek gas rumah kaca yang memicu radiasi matahari enggak bisa dilepaskan sepenuhnya ke atmosfer.
Gas-gas ini dipantulkan lagi ke Bumi dan menyebabkan pemanasan suhu di Bumi.
Pemanasan global berdampak ke kenaikan suhu permukaan Bumi juga lautan yang memicu lapisan es di kutub mencair hingga permukaan air laut naik.
Baca Juga: Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca, IPA Kelas VII SMP
Selain itu, pemanasan global juga mengubah pola alami musim dan curah hujan di seluruh dunia.
Hal ini menyebabkan perubahan cuaca yang berdampak pertanian atau kehutanan.
Sehingga, mencapai gagal panen dan memicu kebakaran hutan akan meningkat karena musim kering yang terus berkepanjangan.
Penipisan lapisan ozon juga jadi masalah lingkungan global yang memengaruhi lapisan pelindung Bumi.
Lapisan ozon melindungi Bumi dari radiasi sinar matahari yang berbahaya, karena ada polusi oleh gas klorin dan bromida yang ditemukan di Chloro Floro Carbon (CFC).
Jika gas CFC mencapai atmosfer bagian atas, gas ini akan menyebabkan lubang pada lapisan ozon.
Lapisan ozon sangat penting untuk manusia karena bisa mencegah masuknya radiasi UV yang berbahaya supaya enggak sampai ke Bumi.
2. Pencemaran Udara
Atmosfer kota-kota besar dunia dipengaruhi oleh kualitas udara yang makin tercemar.
Pencemaran udara disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan asap yang mengandung gas Karbon Monoksida (Co), Karbon Dioksida (CO2), Nitrat, Sianida, dan Sulfat.
Gas-gas ini dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang makin besar jumlah dan frekuensi penggunaannya, penggunaan bahan bakar industri dan juga asap yang bersumber dari kebarakan hutan.
Pencermaran udara punya dampak buruk untuk kesehatan masyarakat.
Hal ini dipicu oleh penurunan kandungan oksigen yang diikuti peningkatan gas-gas pencemar yang bisa mengakibatkan pada pernapasan.
Wilayah yang mengalami pencemaran udara yang jadi enggak nyaman sebagai tempat hunian.
Pencemaran udara yang bisa mengakibatkan terjadinya hujan asam yang tingkat keasaman yang lebih kecil dari 5,6 dengan kandungan sulfur dioksida dan oksida nitrogen.
Hujan asam bisa berdampak serius pada kesehatan manusia, satwa liar, dan spesies yang hidup di air.
Selain dampak kesehatan, hujan asam juga berdampak pada kerusakan bangunan, ekosistem danau, hutan, dan tanaman pertanian.
3. Pencemaran Air
Pencemaran bisa terjadi sebagai dampak dari industri, permukiman, dan penggunaan teknologi yang kurang ramah lingkungan.
Sumber pencemaran air berasal dari kontaminasi polutan logam bert dan asam sulfat, bahan kimia, tumpahan mnyak, pestisida, dan berbagai bahan kimia industri.
Penggunaan bahan kimia seperti poliklorinasi bifenil (PCB), pelarut pembersih, dan deterjen juga bisa menimbulkan pencemaran air.
Polutan-polutan bisa membuat air jadi berbahaya bagi kesehatan manusia dan kehidupan akuatik.
Baca Juga: Apa Itu Pencemaran Air? Ini Pengertian, Penyebab serta Cara Mencegahnya
Sumber pencemaran air sungai adalah pencemaran domestik berupa air limbah rumah tangga dan sampah, peternakan, industri, dan perikanan.
Kualitas air sungai bisa ditingkatkan dengan program KLHK seperti program penurunan beban pencemar industri, stasiun pemantauan, kualitas air otomatis, berkesinambungan dan online, pengelolaan sampah terpadu, dan dukungan penegakkan hukum.
4. Pencemaran Pantai dan Laut
Fenomena pengasaman laut jadi dampak langsung dari kelebihan produksi gas karbon dioksida (CO2).
Keasaman lautan sudah meningkat selama 250 tahun terakhir.
Masalah kerusakan lingkungan pantai dan laut pada umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alami dan non alami.
Faktor alami bersumber dari alam, seperti letusan gunung berapi di dasar laut yang menghasilkan gas-gas beracun.
Faktor non alami bersumber dari aktivitas manusia di pesisir dan perairan laut.
Beberapa contohnya seperti enggak menjaga kebersihan pesisir dan membuang sampah sembarangan ke laut yang bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan keindahan panorama laut.
5. Pencemaran Tanah
Faktor penyebab terjadinya pencemaran tanah hampir sama dengan pencemaran air dan udara.
Baca Juga: 5 Jenis Polutan yang Mencemari Tanah, Materi Biologi Kelas 7 SMP
Pencemaran tanah terjadi akibat penggunaan bahan pestisida atau bahan industri lainnya yang enggak mudah terurai.
Selain itu, ada kontaminasi logam berat, hingga pengaruh efek senyawa nitrat dan fosfor dalam tanah karena terlalu banyak penggunaan pupuk, dan pembuangan limbah domestik.
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 150 Tahun 2000, kerusakan tanah adalah perubahan sifat dasar tanah yang melebihi kriteria baku tanah.
Pencemaran terjadi akibat adanya bahan pencemar berupa zat kimia yang berasal dari alam atau aktivitas manusia yang sudah ditentukan bisa berdampak buruk bagi kehidupan manusia dan lingkungan.
Setelah zat berbahaya itu mencemari permukaan tanah, bisa menguap ke udara, turut hanyut oleh air hujan dan bisa masuk dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke tanah akan mengendap menjadi zat kimia beracun dalam tanah.
Zat beracun ini secara langsung akan membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia yang tinggal di atasnya.
Pertanyaan: |
Apa yang terjadi pada pencemaran pantai dan laut? |
Petunjuk, cek lagi page 4. |
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar