GridKids.id - Kids, tahukah kamu bahwa hewan bisa beradaptasi untuk hidup di suhu yang sangat ekstrem?
Hewan sudah beradaptasi untuk bertahan hidup di dinginnya arktika hingga panas keringnya wilayah gurun pasir.
Kemampuan adaptasi hewan ini merupakan hasil evolusi selama lebih dari ribuan generasinya.
Tahukah kamu bahwa beberapa hewan bahkan bisa beradaptasi untuk bertahan hidup ketika suhu tubuhnya lebih dingin dari es dan lebih panas dari air mendidih?
Dalam buku berjudul Fakta Menakjubkan Kehidupan karya Dr. Bryson Gore, mengungkap bahwa kebanyakan hewan sudah beradaptasi untuk bisa bertahan hidup di kondisi yang relatif nyaman di dalam atau di dekat air.
Namun, ketika menyelidiki kondisi yang lebih ekstrem, para ahli biologi sering menemukan bahwa di kondisi itu tetap ada kehidupan di dalamnya.
Air di bawah es samudera arktik ada di bawah titik beku, tapi masih ada ikan dan hewan-hewan lain yang bisa hidup di dalamnya.
Beberapa krustasea kecil yang dikenal dengan krill, bertahan hidup menggunakan minyak dan lemak dalam tubuhnya.
Minyak dan lemak itu digunakan untuk mencegah air dalam tubuhnya membeku.
Beberapa spesies ikan yang tumbuh dan hidup di lingkungan ini juga menghasilkan molekul yang sangat mirip dengan zat antibeku yang dimasukkan ke dalam radiator mobil.
Hal ini berarti hewan-hewan yang hidup di samudera arktik bisa bertahan hidup di kondisi yang bisa membekukan ikan lain sampai mati.
Baca Juga: Cicak Bisa Melakukan Autotomi dan Mitosis, Apakah Itu? #AkuBacaAkuTahu
Adaptasi Hewan di Ekosistem Ekstrem
Di dasar samudera yang dalam terdapat retakan atau lubang yang menghasilkan aliran yang bersuhu lebih dari 120 derajat celcius.
Ajaibnya meski enggak ada cahaya yang menjangkaunya, para ahli biologi sudah menemukan bahwa air ini kaya mineral dan bisa menjadi makanan sejumlah bakteri yang hidup di dalamnya.
Bakteri-bakteri inilah yang nantinya jadi makanan untuk para cacing-cacing yang sudah beradaptasi secara khusus.
Cacing-cacing itu tumbuh dengan panjang lebih dari dua meter di dalam air di sekitar lubang tersebut.
Para ilmuwan sudah menemukan bahwa hewan-hewan lain yang hidup dengan makan cacing ini berada di ekosistem yang lengkap meski hampir terisolasi.
Di daerah paling dingin di Bumi, hewan-hewan berdarah panas, seperti mamalia dan burung menggunakan penyekat dari rambut, bulu, serta lemak untuk menjaga suhu tubuhnya.
Beruang kutub misalnya, sudah beradaptasi terhadap dinginnya suhu arktik dengan mantel rambut tebal dan lapisan lemak yang mencegah tubuh kehilangan terlalu banyak panas.
Mantel rambut yang berwarna putih juga memudahkan beruang melewati salju dan menyergap mangsanya tanpa terlihat.
Lalu, kadal dan hewan lain yang hidup di gurun yang gersang sering tinggal dalam tanah di bagian hari paling panas atau hari paling dingin.
Kadal mengembangkan kaki yang panjang untuk membantunya tetap dingin meski suhu gurun sangat panas.
Baca Juga: Kenapa Unta yang Hidup di Gurun Pasir Punya Punuk? #AkuBacaAkuTahu
Lalu, unta dan tikus gurun juga beradaptasi untuk menyerap kembali air yang penting.
Sedangkan hidungnya bisa menahan air yang harusnya hilang ketika hewan-hewan ini bernapas.
Selain itu, unta dan tikus gurun sudah mengembangkan cara untuk bisa mengubah lemak tubuhnya menjadi air ketika terjadi kekeringan yang sangat ekstrem.
Pada dasarnya evolusi hewan tergantung kebutuhan hewan untuk bertahan hidup dari perubahan kondisi lingkungan sekitarnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar