Pada 1971/1972 Koperta tingkat primer dihimpun menjadi Badan Usaha Unit Desa (BUUD), yang jadi kesatuan agroekonomi dari masyarakat desa di suatu wilayah.
BUUD punya fungsi untuk melakukan penyuluhan, pengolahan, dan pemasaran produksi pertanian, dan perkreditan.
Supaya peran koperasi lebih fleksibel dan jelas arah tujuannya, sejak 1978 Koperta diganti menjadi Koperasi Unit Desa (KUD).
Badan Urusan Logistik (Bulog) mendapat hak monopoli untuk mengimpor beras dari pemerintah.
Bulog bekerja sama dengan KUD karena beras-beras yang diperoleh dari KUD jauh lebih murah ketimbang yang diperoleh dari sumber lain.
KUD akan menyerahkan beras-beras lewat Depot Logistik (Dolog)- Bulog.
Bulog menjadi sumber penghasilan bagi TNI-AD dan sumber dana untuk proyek-proyek khusus pemerintah.
Bulog juga jadi penyumbang dana untuk kampanye partai paling besar di era orde baru yaitu Golongan Karya (Golkar).
Hasil dari berbagai kebijakan untuk memajukan pertanian Indonesia oleh Pemerintah Orde baru terlihat pada akhir Pelita II.
Produksi beras Indonesia terus meningkat hingga mencapai puncaknya di 1986-1987 hingga Indonesia bisa mencapai swasembada beras.
Baca Juga: Seperti Apa Lahan Persawahan di Dataran Tinggi Dibuat? #AkuBacaAkuTahu
Kala itu Presiden Soeharto memperoleh penghargaan dari Food and Agriculture Organization (FAO).
Namun, prestasi ini enggak bertahan terlalu lama karena pada akhir Pelita IV Indonesia kembali jadi negara pengimpor beras.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar