GridKids.id - Pernahkah kamu mendengar istilah emotional eating, Kids?
Jadi, emotional eating merupakan kebiasaan makan yang dipicu oleh emosi seperti marah, sedih, stres, atau merasa kesepian.
Hal ini normal jika sesekali kita ingin makan ketika sedang merasakan emosi.
Namun, jika emotional eating ini dilakukan secara terus menerus, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita.
Untuk itu, ketahui beberapa dampak dan cara mengatasinya seperti berikut ini!
Dampak Emotional Eating
1. Meningkatkan risiko penyakit kronis
Jika kita sering melakukan emotional eating, hal ini bisa saja berdampak pada berat badan kita jadi naik.
Lonjakan berat badan ini bisa meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Jadi sebaiknya, tinggalkan kebiasaan tak sehat ini agar kesehatan mental dan fisik tetap terjaga.
2. Merasa bersalah
Baca Juga: Bisa Menurunkan Kemampuan Mengingat, Ini 5 Dampak Negatif Makan Terlalu Malam
Biasanya, seseorang akan merasa bersalah dan menyesal saat setelah akan dengan penuh emosi.
Rasa bersalah ini terkadang berpotensi menyebabkan keinginan makan yang lebih banyak atau membuat harga diri terasa lebih rendah.
3. Mual dan sakit perut
Rasa kenyang yang didapatkan karena melakukan emotional eating adalah cara seseorang untuk menutup gejolak emosinya.
Hal ini sering mengakibatkan makan berlebih, sakit perut, serta mual.
Cara Mengatasinya
1. Tanyakan alasan kenapa kita makan
Saat keinginan untuk makan muncul, cobalah untuk menanyakan kepada diri sendiri apakah kita benar-benar merasa lapar.
Dengan begitu, kita dapat mengenali alasan yang membuat keinginan makan itu muncul.
Jika keinginan makan muncul karena rasa lapar, sebaiknya kita mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dalam waktu 15 sampai 30 menit.
Baca Juga: 7 Dampak Negatif Kurang Makan Sayur bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?
Keitka keinginan makan muncul karena rasa lapar, kita dapat mengalihkannya dengan aktivitas fisik atau minum teh herbal.
2. Pilih makanan yang bisa melawan stres
Ketika stres, selera makan jadi meningkat. Sebaiknya, kita meredamnya dengan makanan yang bantu melawan stres.
Misalnya dengan teh hijau yang mengandung asam amino L-theanin yang dapat membantu mengurangi tingkat stres.
Ketika keinginan makan di malam hari muncul, kita dapat memilih mengonsumsi salmon yang mengandung asam lemak omega 3.
Demi menjaga kesehatan dan keseimbangan emosi, penting untuk mengatasi kebiasaan emotional eating.
Itulah dampak dan cara mengatasi emotional eating atau makan yag dipicu oleh emosi negatif.
Sebaiknya dihindari, ya!
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Heni Widiastuti |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar