Dampak yang dirasakan remaja saat menggunakan media sosial bisa membuat dua keadaan yaitu keadaan yang memilki rasa bahagia dan merujuk pada keadaan rasa penurunan bahagia.
Keadaan yang memilki rasa bahagia artinya seseorang yang mendapatkan kebahagian dalam hidupnya.
Biasanya orang tersebut bisa mengontrol diri dalam mengatasi masalah yang secara sehat.
Keadaan ini juga jarang membanding-bandingkan dirinya denga orang lain.
Berbeda dengan keadaan rasa penurunan bahagia, ini bisa terjadi karena rasa tidak kepercayaan diri.
Keadaan ini juga bisa terjadi pada penurunan kondisi kesehatan
Sementara itu menurut penulis studi lainnya, John Jonides, pakar ilmu saraf kognitif dari universitas yang sama, hasil dari studi ini sangat penting mengingat pengaruh media sosial sangat lekat di kehidupan penggunanya.
Studi ini menganalisis 82 orang dewasa muda yang menggunakan media sosial, khususnya Facebook.
Mereka yang menggunakan media sosial dalam waktu yang lebih banyak daripada yang disarankan cenderung lebih tidak bahagia.
Mereka juga cenderung kurang puas terhadap hidup mereka.
Sebaliknya, studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One ini menemukan, orang yang lebih banyak melakukan interaksi tatap muka cenderung lebih merasa bahagia dan puas dengan hidupnya.
Baca Juga: Ramai di Media Sosial, Apa Itu Inner Child dan Bagaimana Cara Menemukannya?
Para peneliti mengakui, mereka belum menemukan bukti untuk mendukung penjelasan mengapa media sosial dapat menurunkan kebahagiaan penggunanya.
Menurut mereka, orang cenderung menggunakan media sosial saat mereka merasa gundah dan kesepian, tetapi bisa juga sebaliknya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar