GridKids.id - Orang yang melakukan flexing berlebihan ternyata bisa berdampak gangguan kesehatan.
Flexing berarti menunjukkan sesuatu kepemilikan atau pencapaian dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan.
Flexing juga suka disebut memamerkan kekayaannya.
Mereka yang melakuka flexing biasanya mencari perhatian dari orang di lingkungan sekitarnya.
Namun seseorang yang bertindak flexing bisa berdampak pada kesehatan mental.
Yuk simak penjelasanya.
1. Histrionic personality disorder yang ditandai dengan ketidakstabilan emosi dan kecenderungan untuk mencari perhatian.
2. Borderline personality disorder yang membuat penderita sulit untuk mengontrol perilaku serta suasana hatinya, dan memiliki kecenderungan untuk mencari perhatian serta validasi dari orang lain.
3. Gangguan bipolar yang membuat seseorang mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba
4. Narcissistic personality disorder yang membuat penderita merasa dirinya lebih hebat atau lebih penting daripada orang lain.
5. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) yang membuat penderita sulit untuk memusatkan perhatian
6. Oppositional defiant disorder yang membuat penderita mudah marah dan tersinggung
7. Intermittent explosive disorder yang membuat seseorang sulit untuk mengontrol amarahnya sehingga cenderung melakukan tindakan yang kasar
Baca Juga: Selesai Wamil, Lee Jong Suk Pamer Penampilan Barunya, Akan Bermain Film Baru?
9. Haus akan validasi
Media sosial bisa membahayakan jika ditujukan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain secara terus-menerus dengan cara flexing.
Pasalnya, flexing mengharuskanmu memamerkan kelebihan di media sosial demi perhatian dari orang lain.
Akibatnya, kamu merasa perlu untuk diakui orang lain terkait apapun yang kamu miliki dalam hidupmu.
Apabila aksi flexing tidak sesuai harapanmu, mungkin kamu akan merasa stres, tidak bahagia, dan bahkan depresi.
10. Stres dan cemas
Karena flexing, seseorang bisa stres dan cemas, sebab kamu merasa dituntut untuk memberi tahu orang lain tentang pencapaian atau kekayaanmu.
Selain itu, kamu merasa selalu harus sempurna di depan orang lain karena berkaitan dengan ketenaran di sosial.
Jika kamu tidak sempurna kamu akan merasa cemas dengan komentar orang yang engga menyenangkan.
Cara Mengendalikan Flexing
1. Mengelola ekspektasi
Pastikan bahwa ekspektasi yang dimiliki tidak melebihi realita dan kemampuan yang dimiliki, sehingga tidak memaksakan diri.
Baca Juga: Sering Dikira Tukang Pamer, Inilah Urutan Golongan Darah yang Selalu Dicap Sombong
2. Kontrol diri
Kontrol diri untuk menunjukkan hal-hal yang dirasa perlu dan berguna.
Kamu bisa berpikir dahulu sebelum bertindak terkait dampak baik dan buruknya dari perilaku flexing.
3. Ubah mindset atau pola pikir
Alih-alih berfokus pada perilaku pamer, coba cari tau hal yang dimiliki atau kekuatan diri.
Selain itu, kamu perlu menyadari bahwa memamerkan apa yang dimiliki belum tentu sepenuhnya menunjukkan bahwa kita hebat.
4. Fokus pada aktivitas positif
Daripada fokus pada memamerkan segala sesuatu, lebih baik fokus untuk menikmati setiap momen dari berbagai kegiatan yang dilakukan baik bersama diri sendiri, teman, maupun keluarga.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Parapuan |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar