Setelah Raja Sanjaya wafat pada abad ke-8, kepemimpinan Kerajaan Mataram Kuno dilanjutkan oleh putranya, Rakai Panangkaran.
Kemudian, setelah Rakai Panangkaran wafat, Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara, sedangkan Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.
Kerajaan Mataram Kuno mencapai kejayaan di bawah Dinasti Syailendra, yang dipimpin oleh Sri Dharmatungga.
Perkembangan terjadi di berbagai bidang, mulai dari politik, ilmu pengetahuan, budaya, seni, hingga sosial.
Selain itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno juga disebut-sebut semakin meluas mencapai Semenanjung Malaka.
Setiap kali berganti raja, Kerajaan Mataram Kuno terus mengalami perkembangan dan berhasil mencapai masa emasnya.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Salah Satunya Prasasti Canggal
Kerajaan Mataram Kuno yang sebelumnya terpecah berhasil disatukan setelah Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya) menikah dengan Pramodawardhani (Dinasti Syailendra).
Pramodawardhani merupakan putri mahkota dari Samaratungga, raja Kerajaan Mataram Kuno yang berkuasa sejak 792 hingga 835 M.
Dengan demikian, setelah Raja Samaratungga wafat, Rakai Pikatan naik takhta memimpin Kerajaan Mataram Kuno sejak 840-856 M.
Sayangnya, pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramodawardhani ternyata tak disukai oleh Balaputradewa, putra Samaratungga dari Dewi Tara.
Akibatnya, terjadi perang saudara antara Rakai Pikatan dengan Balaputradewa memperebutkan takhta kerajaan.
Perang saudara berakhir dengan kekalahan di pihak Balaputradewa, sehingga Rakai Pikatan meneruskan takhta Kerajaan Mataram Kuno.
Selama memerintah, baik Rakai Pikatan atau sang istri sama-sama menjunjung tinggi toleransi beragama, mengingat keduanya beda agama.
Untuk mendukung toleransi perbedaan tersebut, Rakai Pikatan mendukung pembangunan candi bercorak Hindu maupun Buddha.
Pada 842, Candi Borobudur (Buddha) diresmikan. Sementara itu, karena Rakai Pikatan beragama Hindu, ia membangun Candi Prambanan.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar