Sementara pada Dinasti Isyana pusat pemerintahan pindah ke Jawa Timur.
Terdapat teori tentang perpindahan ibu kota dan pusat pemerintahan Mataram Kuno.
Di antaranya perebutan kekuasaan antaranggota kerajaan hingga ancaman bencana alam dari Gunung Merapi.
Ditambah lagi tak adanya pelabuhan yang menyulitkan Kerajaan Mataram Kuno bekerja sama dengan kerajaan lain.
Perpindahan ibu kota terjadi setelah Mpu Sindok naik takhta usai wafatnya Raja Dyah Wawa tahun 924 M.
Sayangnya kejayaan Mataram Kuno era Dinasti Isyana tak berlangsung lama dan sedikit meninggalkan warisan sejarah.
Proses Penyatuan Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terpecah dan dipersatukan lagi oleh Rakai Pikatan.
Rakai Pikatan adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno atau yang juga disebut sebagai Kerajaan Medang.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Tari Serimpi, Tarian Klasik asal Yogyakarta
Masa pemerintahan Rakai Pikatan menjadi penanda bersatunya Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra yang sebelumnya saling bersaing.
Setelah Kerajaan Mataram Kuno berdiri, raja yang pertama kali memegang kuasa atas kerajaan tersebut adalah Raja Sanjaya dengan bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Raja Sanjaya dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan taat beribadah. Di bawah pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram Kuno semakin meluas dan rakyatnya hidup lebih sejahtera.
Tak hanya itu, Kerajaan Mataram Kuno juga menjadi pusat pembelajaran agama Hindu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Corry Samosir |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar