GridKids.id - Berat badan berlebih atau obesitas adalah salah satu kondisi yang bisa meningkatkan risiko komplikasi penyakit dalam tubuh.
Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, menurut Kemenkes RI pada 2017, obesitas adalah akumulasi lemak abnormal yang bisa mengganggu kondisi kesehatan tubuh.
Jika obesitas terjadi pada masa balita atau anak-anak bisa jadi ada risiko kegemukan akan terus dialami seseorang sampai anak bertumbuh dewasa.
Namun, banyak anggapan salah yang mengganggap balita atau anak-anak yang gemuk sebagai tanda sehat dan dirawat dengan baik oleh kedua orangtuanya.
Obesitas merupakan permasalahan umum pada anak-anak masa kini yang makin mudah mengakses berbagai jenis makanan enggak sehat dam serba instan.
Menurut WHO, obesitas bahkan jadi salah satu penyebab kematian di seluruh dunia dengan prosentase sekitar 10,3 %.
Obesitas ternyata juga bisa berdampak bagi tumbuh kembang anak, khususnya pada aspek psikososial anak.
Anak yang mengalami obesitas biasanya akan mengalami penurunan kepercayaan diri dan kualitas hidup yang buruk.
Kegemukan di usia dini bisa dibawa sampai dewasa sehingga bisa menyebabkan risiko penyakit degeneratif yang bisa memengaruhi kesehatan anak di masa depan.
Anak-anak dengan obesitas punya potensi mengalami berbagai penyakit fatal seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan lain-lain.
Lalu, apa saja dampak yang terjadi jika balita atau anak-anak mengalami gejala obesitas?
Baca Juga: 5 Tanda dan Gelaja Obesitas pada Tubuh yang Perlu Diketahui Sejak Dini
Dampak Obesitas Pada Balita dan Anak-Anak
1. Memicu diabetes melitus tipe 2, akibat gaya hidup yang enggak sehat.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh pola makan, tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik anak, hingga kondisi sosial-ekonomi di mana seorang anak tumbuh.
2. Meningkatkan nilai atau kadar kolesterol sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan bisa menyebabkan gangguan penyakit jantung.
3. Napas berhenti ketika tidur atau sleep apnea
4. Gangguan ortopedi atau kesehatan jantung.
5. Anak dengan kondisi obesitas punya risiko lebih tinggi untuk mengalami peningkatan tekanan darah atau tensi darah.
Kondisi ini menyebabkan 20-30% anak-anak dengan obesitas akan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
6. Anak-anak dengan obesitas sering memiliki gejala mengorok dalam tidur karena adanya penebalan jaringan lemak di dinding dada perut.
Kondisi ini bisa mengganggu proses pergerakan dinding dada dan diafragma.
Sehingga menyebabkan penurunan volume torakal adomen dan menyebabkan beban kerja otot pernapasan jadi meningkat.
7. Obesitas pada anak-anak bisa meningkatkan kondisi asma dan penyakit pernapasan lainnya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemenkes.go.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar