GridKids.id - Pada beberapa artikel GridKids sebelumnya kamu sudah diajak mengenal bintang purba yang ada di jagat raya.
Mendengar istilah bintang purba tentunya kamu akan langsung membayangkan bahwa umur bintang-bintang ini yang sudah sangat tua.
Tapi, seperti apakah sebenarnya fase kelahiran hingga kematian bintang di luar angkasa?
Meski enggak terlihat berubah sama sekali, bintang-bintang yang ada di langit sudah melalui evolusi selama miliaran tahun.
Berawal dari awan gas dan debu antar bintang hingga mulai meredup dan padam hilang pendarnya.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah fase kehidupan bintang-bintang yang terlihat bersinar terang di langit malam, di antaranya:
Fase Kehidupan Bintang di Luar Angkasa
1. Kelahiran Bintang
Jarak di antara bintang-bintang yang bertebaran di langit merupakan materi antar bintang berupa gas dan debu.
Materi antar bintang ini akan tampat terang karena bintang-bintang berpendar panas yang ada di sekitarnya.
Bintang terbentuk dari debu dan gas yang menyusun materi antar bintang dan berada dalam sebuah tarikan gravitasi.
Baca Juga: 6 Bintang Purba yang Ada di Jagat Raya, Salah Satunya Berjarak 32,6 Juta Tahun Cahaya dari Bumi
Ketika terjadi ledakan atau pelontaran massa oleh bintang, maka ada sekelompok materi antar bintang akan mampat atau dipadatkan dan tertarik oleh gaya gravitasi bintang.
Proses pemampatan materi antar bintang ini dikenal dengan istilah kondensasi yang menyebabkan awan makin meningkat dan melawan proses pengerutan.
Terjadi juga proses fragmentasi, yaitu fase kondensasi awan yang enggak hanya terjadi pada awan induk tapi terjadi juga pada awan-awan kecil.
Awan-awan lalu terpecah dan menyebar menjadi ribuan awan yang masing-masing mengalami proses pengerutan gravitasi.
Ketika suhunya sudah cukup tinggi, awan-awan akan berpijar menjadi protobintang atau embrio bintang.
2. Evolusi Bintang menuju Deret Utama
Setelah melalui proses fragmentasi, protobintang akan terus mengalami pengerutan karena adanya gaya gravitasi.
Dalam embrio bintang ini terkandung sebagian besar materi yang diisi oleh hidrogen, yang ketika mencapai suhu sekitar 1500 K akan terjadi penguraian hidrogen menjadi atom-atom kecil.
Fase evolusi ini ditandai dengan proses keruntuhan yang berlangsung sangat cepat bergantung dengan massa embrio bintangnya.
Makin besar massa bintang maka akan makin cepat waktu yang diperlukan untuk berevolusi.
Berbeda dengan embrio bintang yang massanya terlalu kecil maka akan mendingin dan berubah jadi katai coklat.
Baca Juga: Kenapa Bintang Terlihat Kerlap-kerlip di Langit Malam? #AkuBacaAkuTahu
3. Proses Perkembangan Bintang di Deret Utama
Kontraksi protobintang menandai dimulainya fusi nuklir, yang mengubah hidrogen menjadi helium dan menandai kelahiran bintang deret utama.
Proses pembakaran hidrogen ini berlanjut selama 90% masa hidupnya sebagai bintang deret utama.
Setelah semua hidrogen terbakar dan berubah jadi helium, inti bintang akan mengalami kontraksi dan membuat bintang mengembang menjadi sangat besar.
4. Evolusi Bintang Massa Sedang
Pasca sebuah bintang meninggalkan deret utama, maka proses evolusi berlanjut berdasarkan massanya.
Bintang yang berukuran sedang memiliki ukuran 7 kali massa Matahari akan mencapai fase bintang raksasa merah juga.
Pada fase ini inti bintang akan cukup panas dan menyebabkan tekanan pada helium sehingga merubahnya menjadi karbon.
Setelah helium dalam inti bintang hilang seluruhnya, bintang akan kehilangan sebagian besar massanya.
Hal ini akan membuat bintang mendingin dan menyusut, proses inilah yang membuat bintang menjadi katai putih.
5. Evolusi Bintang dengan Massa Besar
Baca Juga: Apakah Nama Bintang dengan Suhu Paling Panas yang Ada di Alam Semesta?
Bintang raksasa merah punya ukuran lebih dari 7 kali massa Matahari, bintang ini melalui proses yang sama seperti bintang yang bermassa sedang.
Lapisan luar bintang akan membengkak dan membentuk bintang raksasa merah yang akhirnya akan mengalami supernova.
Ketika supernova terjadi maka sekitar 75% materi bintang akan diledakkan ke luar angkasa dan menyisakan massa sekitar 1,4 - 5 kali massa Matahari.
Namun, jika massa inti bintang yang tersisa pasca supernova lebih besar dari itu maka bintang akan runtuh dan berubah menjadi lubang hitam (black hole).
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Infoastronomy.org |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar