GridKids.id - Kids, pada artikel #AkuBacaAkuTahu sebelumnya kamu sudah membaca informasi tentang misteri kehidupan manusia pada era dinosaurus.
Nah, kali ini kamu akan diajak melanjutkan pembahasan tentang dinosaurus, nih, Kids. Masih tertarik, kan?
Berdasarkan uraian yang tertera dalam buku "Benarkah Dinosaurus Itu Pernah Ada?" karya Cepy Suherman (2010), dinosaurus disebut pernah hidup selama rentang waktu 165 juta tahun yang lalu.
Kehidupan dinosaurus pada zamannya banyak digambarkan dalam film-film animasi 3D yang menggugah imajinasi kita tentang seberapa kuat, tangguh, dan besarnya makhluk purbakala ini.
Dinosaurus dipercaya sebagai makhluk hidup yang paling berkuasa di muka Bumi selama jutaan tahun lamanya.
Lalu, muncul pertanyaan tentang apakah yang membuat makhluk hidup yang sangat besar dan ganas akhirnya hilang dan musnah, menyisakan fosil-fosil yang bisa kita susun untuk mengenali keberadaannya di masa lampau.
Sama halnya seperti keberadaan manusia yang hidup berdampingan dengan dinosaurus, era kepunahan makhluk raksasa ini hingga kini masih jadi misteri.
Berikut ini kamu akan diajak untuk menganalisis penyebab dari kepunahan dinosaurus yang masih diperdebatkan oleh para ilmuwan hingga saat ini. Apa saja penyebabnya, ya?
Teori Kemusnahan Dinosaurus dari Muka Bumi
1. Teori Tabrakan Asteroid
65 juta tahun yang lalu di akhir zaman Cretaceous dinosaurus dipercaya punah dari muka Bumi.
Baca Juga: Masih Jadi Misteri, Benarkah Manusia Pernah Hidup Bersama dengan Dinosaurus? #AkuBacaAkuTahu
Namun, berapa lama era kepunahan ini belum bisa dipastikan oleh para ilmuwan yang memerhatikan sejarah evolusi dari makhluk hidup yang dipercaya paling berkuasa pada masanya ini.
Teori tabrakan asteroid adalah salah satu teori paling kuat yang dipercaya oleh banyak ilmuwan, hal ini lalu memicu perubahan iklim yang sangat ekstrem dan mendorong kepunahan massal di muka Bumi.
Kepunahan dinosaurus dipercaya berkaitan erat dengan tabrakan dua objek batuan raksasa di sabut asteroid 100 juta tahun sebelumnya.
Tabrakan ini menghasilkan pecahan batuan berukuran besar yang menghujan ke planet Venus, Mars, dan tentunya berubah jadi meteoroid yang menghantam Bumi.
Tabrakan dua asteroid ini bisa dilihat dari sebuah simulasi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Southwest Research Institute di Colorado, Amerika Serikat.
160 juta tahun lalu, objek batuan raksasa ini ditabrak asteroid lain yang panjangnya mencapai 60 kilometer.
Ketika asteroid besar jatuh ke Bumi, maka terjadi gempa Bumi, ombak besar, dan terbentuknya awan bebatuan yang menyelimuti atmosfer Bumi.
Temperatur Bumi meningkat pesat, langit berubah menjadi warna merah, dan semua pohon yang tumbuh di muka Bumi habis terbakar.
Tumbuhan asteroid ini diperkirakan punya kekuatan sebesar 10 kali lipat dari ledakan bom atom di Hiroshima.
Dinosaurus sebagai binatang besar yang hidup dan berkeliaran di daratan enggak berhasil selamat dari bencana besar ini.
Dinosaurus terbakar oleh api asteroid, mati karena kelaparan, keracunan, dan terjebak dalam badai hujan asam.
Baca Juga: Kenapa Fosil Dinosaurus Tak Ditemukan di Wilayah Indonesia? #AkuBacaAkuTahu
Berbeda dengan nasib hewan-hewan yang hidup di dalam air atau di terowongan bawah tanah, seperti penyu, mamalia kecil, juga buaya yang relatif lebih aman dari kekacauan yang terjadi di daratan.
2. Teori Perubahan Iklim
Teori kepunahan dinosaurus akibat hantaman asteroid 65 juta tahun lalu mendapat teori lawannya.
Beberapa ilmuwan yang mendukung teori ini menganggap dinosaurus darat mengalami kepunahan bersama dengan burung-burung dan mamalia yang hidup di darat lainnya.
Teori ini menduga bahwa iklim dingin yang diikuti dengan pemanasan global bisa menyebabkan munculnya stres pada hewan-hewan dan bisa membunuh dinosaurus pada era itu.
Pemanasan global yang dimaksud terjadi karena ada letusan gunung berapi di wilayah Decca, India, yang menyebabkan atmosfer tertutup oleh karbondioksida sehingga mencegah panas keluar dari Bumi.
Hal ini berdampak langsung pada makhluk hidup dan hewan-hewan yang hidup di daratan.
3. Teori Lain
Teori lain yang berkembang diungkapkan oleh ahli purbakala dari Universitas Leeds di Inggris.
Teori ini mengatakan bahwa dinosaurus punah karena jumlah pejantannya lebih banyak ketimbang dinosaurus betina.
Para ahli menduga bahwa dinosaurus punya sifat mirip dengan reptil yang kita kenal hari ini, yaitu perkembangan jenis kelaminnya bergantung pada temperatur ketika berada dalam sel telur induknya.
Baca Juga: Mengenal Argentinosaurus, Hewan Terbesar yang Pernah Ada di Bumi #AkuBacaAkuTahu
Teori ini muncul berdasar dari anggapan bahwa asteroid menabrak bumi 65 juta tahun yang lalu, sehingga merubah iklim planet Bumi jadi sangat dingin.
Akibatnya banyak telur dinosaurus yang lahir dan tumbuh menjadi dinosaurus jantan.
Jumlah populasi dinosaurus yang enggak seimbang inilah yang akhirnya menyebabkan bencana kepunahan.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar