Namun, berapa lama era kepunahan ini belum bisa dipastikan oleh para ilmuwan yang memerhatikan sejarah evolusi dari makhluk hidup yang dipercaya paling berkuasa pada masanya ini.
Teori tabrakan asteroid adalah salah satu teori paling kuat yang dipercaya oleh banyak ilmuwan, hal ini lalu memicu perubahan iklim yang sangat ekstrem dan mendorong kepunahan massal di muka Bumi.
Kepunahan dinosaurus dipercaya berkaitan erat dengan tabrakan dua objek batuan raksasa di sabut asteroid 100 juta tahun sebelumnya.
Tabrakan ini menghasilkan pecahan batuan berukuran besar yang menghujan ke planet Venus, Mars, dan tentunya berubah jadi meteoroid yang menghantam Bumi.
Tabrakan dua asteroid ini bisa dilihat dari sebuah simulasi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Southwest Research Institute di Colorado, Amerika Serikat.
160 juta tahun lalu, objek batuan raksasa ini ditabrak asteroid lain yang panjangnya mencapai 60 kilometer.
Ketika asteroid besar jatuh ke Bumi, maka terjadi gempa Bumi, ombak besar, dan terbentuknya awan bebatuan yang menyelimuti atmosfer Bumi.
Temperatur Bumi meningkat pesat, langit berubah menjadi warna merah, dan semua pohon yang tumbuh di muka Bumi habis terbakar.
Tumbuhan asteroid ini diperkirakan punya kekuatan sebesar 10 kali lipat dari ledakan bom atom di Hiroshima.
Dinosaurus sebagai binatang besar yang hidup dan berkeliaran di daratan enggak berhasil selamat dari bencana besar ini.
Dinosaurus terbakar oleh api asteroid, mati karena kelaparan, keracunan, dan terjebak dalam badai hujan asam.
Baca Juga: Kenapa Fosil Dinosaurus Tak Ditemukan di Wilayah Indonesia? #AkuBacaAkuTahu
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar