GridKids.id - Artikel GridKids kali ini akan membahas tentang paham negara di dunia, yaitu paham fasisme.
Fasisme adalah sebuah paham politik yang menjunjung tinggi kekuasaan absolut tanpa adanya demokrasi dalam jalannya pemerintah sebuah negara.
Namun, fasisme juga sering dilihat sebagai sebuah paham yang mengedepankan bangsa sendiri tapi memandang rendah bangsa lainnya.
Paham nasionalisme ini bersifat sangat fanatik tapi di saat bersamaan juga menerapkan pemerintahan yang sangat otoriter.
Paham fasisme adalah sebuah ideologi yang mendorong individu atau masyarat bisa berpikir dan bertindak secara seragam dengan menerapkan kekuatan yang represif dalam pengendalian sosialnya.
Dalam ideologi fasis, negara bukan dibuat dan diciptakan oleh rakyat tapi merupakan andil dari orang-orang kuat dan berpengaruh.
Jika orang-orang kuat sudah membentuk sebuah organisasi Negara, maka negara wajib untuk menerapkan nilai-nilainya pada rakyat.
Ideologi fasisme berkembang pada abad ke-20 lalu berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia pada masa Perang Dunia meletus.
Istilah fasisme pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I ditandai dengan berdirinya gerakan Fasis Italia pada 1919.
Gagasan fasisme yang lebih radikal dipopulerkan dan diterapkan di Jerman oleh Adolf Hitler dalam bentuk nasionalis-sosialisme atau yang populer dengan nama Nazi.
Negara-Negara Fasis di Dunia
Baca Juga: 7 Negara Adidaya Pada Era Sebelum Perang Dunia II, Salah Satunya Makedonia
1. Italia
Munculnya gerakan dan paham fasis di Italia dipelopori oleh Benito Mussolini lewat pendirian Fascis Italiani (Partai Fascis) di Combattimento.
Partai Fascis Italia berhasil memenangkan pemilu dan Mussolini dilantik jadi Perdana Menteri (PM) oleh Raja Italia, Raja Victor Immanuel III (1900-1946).
Seiring perkembangannya, Mussolini lalu berhasil memukul mundur Raja yang melantiknya untuk menyerahkan tahta kerajaan padanya dan menggelari dirinya sendiri sebagai Il Duce atau sang pemimpin.
2. Jerman
Kemunculan paham fasis di Jerman diawali dengan pendirian Deutsche Arbeiter Partij atau Partai Buruh Jerman oleh Adolf Hitler di Munich.
Partai buruh itu lalu berkembang lagi jadi Partai Nazi yang menggabungkan paham nasionalis dan sosialisme.
Partai Nazi menganut pandangan chauvinisme yang menganggap bangsanya sebagai bangsa paling unggul ketimbang ras manusia lainnya.
Chauvinisme yang berkembang di Jerman dipicu oleh kejayaan masa lampau yang menunjukkan bahwa banyak ilmuwan ternama yang berasal dari ras Arya.
Selain itu sistem pemerintahan yang lemah menimbulkan kesulitan ekonomi masyarakat Jerman juga mendorong chauvinisme berkembang pesat di tengah masyarakat.
Adolf Hitler yang pada 1933 diangkat menjadi konselir Jerman bercita-cita untuk mewujudkan kebangkitan kembali Jerman yang agung dan berjaya seperti di masa lalu.
Baca Juga: Daftar 16 Negara Bagian Jerman yang Lengkap dengan Ibu Kotanya
Hal ini dilakukan dengan makin menguatkan partai Nazi dan mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin partai terbesar dan paling mendominasi di Jerman ini.
Nazi Jerman membangun kekuatan militer yang solid namun mengobarkan kebencian terhadap ras tertentu hingga melakukan kejahatan kemanusiaan berat yaitu genosida.
3. Jepang
Fasisme juga berkembang di Jepang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Hideki Tojo pada era pemerintahan Kaisara Hirohito.
Pada era itu, Jepang sedang maju-majunya di bidang ekonomi dan keamanan militernya.
Orang-orang Jepang percaya bahwa diri mereka adalah keturunan Dewa Matahari dan memiliki anggapan bahwa bangsa lain lebih rendah dari bangsanya.
Jepang lalu melakukan politik ekspansi ke negara-negara maju yang ada di Benua Asia kala itu.
Salah satunya wilayah ekspansi Jepang adalah ke wilayah Nusantara yang kala itu berada di bawah penjajahan pemerintah Hindia Belanda.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar