Teori tentang langit alam semesta yang gelap meski memiliki miliaran bintang yang bisa mengeluarkan cahaya sendiri dikenal dengan Paradoks Olber.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh seorang Dokter, Astronom, dan Fisikawan Jerman bernama Heinrich Olbers sekitar 2 abad yang lalu.
Teori ini menjelaskan bahwa awan hidrogenik yang ada di antara planet kita dan bintang-bintang menjadi alasan cahaya dari miliaran bintang enggak bisa sampai ke Bumi.
Tak hanya itu, bahkan kita nyatanya enggak bisa melihat sebagian besar bintang yang ada di langit karena keberadaan awan ini.
Meski kamu percaya ada berjuta-juta langit di malam hari yang cerah, itu masih sebagian kecil dari jumlah atau banyaknya bintang di alam semesta kita.
Teori Paradoks Olbers baru bisa dibuktikan dan dipercaya setelah zaman berganti dengan bantuan berbagai teknologi maju yang bisa menyaksikan sendiri keberadaan awan hidrogen yang menyelubungi Bumi.
Paradoks Olbers punya dua bagian resolusi, yaitu alam semesta yang sangat luas dan alam semesta yang tanpa batasan.
Di titik inilah pergerakan cahaya ada pada kecepatan terbatas yaitu 300.000 km/detik sehingga kita bisa melihat sesuatu hanya setelah cahaya yang terpancar punya waktu untuk menjangkau kita.
Tapi, ketika jaraknya dan waktu tunda meningkat, maka astronot di Bulan akan mengalami penundaan waktu 1,5 detik dalam komunikasi yang mereka lakukan dengan pusat Mission Control.
Paradoks Olbers menyoroti bahwa bintang dan galaksi enggak berumur panjang secara tanpa batasan, pada waktunya nanti bintang akan meredup lalu mati.
Inilah yang membuat kita enggak pernah melihat cahaya bintang atau galaksi secara bersamaan waktunya.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar