Masyarakat Mesir Kuno kala itu juga sudah maju dalam bidang ilmu pengetahuan karena telah mengenal penanggalan atau sistem kalender, memiliki pengetahuan tentang ilmu bedah, dan sudah mengenal aksara.
Naskah teater buatan pendeta I Kher-nefert merupakan sebuah teater ritual di kota Abydos.
Inilah yang membuat naskah teater itu dikenal juga sebagai Naskah Abydos yang bercerita tentang pertarungan antara dewa buruk dan dewa baik.
Alur cerita naskah teater ini juga sudah tergambar pada relief pemakaman yang umurnya lebih tua dari era naskah ini ditemukan.
Temuan inilah yang membuat beberapa ahli menganggap bahwa jalan cerita ini bahkan sudah dilakonkan sejak 5.000 SM.
Pada Naskah Abydos terdapat beberapa unsur-unsur pementasan drama, seperti jalan cerita, naskah dialog, pemain, topeng, tata musik, tata busana, tarian, nyanyian, dengan kelengkapan berbagai properti pendukung pentas.
Perkembangan Seni Teater
Keberadaan seni teater pada masa lampau sering dikaitkan dengan ritual atau upacara keagamaan dalam sebuah masyarakat.
Konsep itu berkembang dari yang dulunya melengkapi ritual atau upcara keagamaan menjadi pentas drama biasa untuk hiburan penonton.
Selain dikaitkan dengan ritual atau upacara keagamaan, teater dulunya dianggap sebagai nyanyian penghormatan pada para pahlawan yang gugur dalam peperangan.
Namun, seiring perkembangan zaman kegiatan ritual ini lalu beralih menjadi pentas teater yang menceritakan kisah atau riwayat hidup seorang pahlawan.
Baca Juga: Mendorong Kemampuan Berekspresi, Inilah 5 Manfaat Bermain Peran bagi Tumbuh Kembang Anak
Komentar