GridKids.id - Pandemi virus corona belum juga usai. Tak cuma di Indonesia, tapi juga di berbagai negara lain.
Meski ada negara yang melaporkan turunnya kasus COVID-19, tapi enggak sedikit juga yang melaporkan sebaliknya.
Bahkan COVID-19 yang tak kunjung usai dan terus berkembang ini, menghasilkan berbagai subvarian baru.
Pada Minggu (3/7/2022), ditemukan 3 turunan baru subvarian Omicron BA.2 yang sudah terdeteksi di India.
Ketiga subvarian baru Omicron itu adalah BA.2.74, BA.2.75, dan BA.2.76.
Menurut para peneliti, 3 subvarian ini lebih menular dari pendahulunya, yaitu subvarian BA.2.
Dari ketiga subvarian tersebut, para ilmuwan menandai BA.2.75 agar mendapat perhatian khusus.
Sebab, mutasi tertentu memungkinkan subvarian ini menghindari antibodi dan menempel lebih baik pada sel manusia.
Subvarian Omicron BA.2.75 ini kemudian diberi nama Centaurus.
Baca Juga: 2 Hal Penting untuk Sukseskan PTM 100 Persen di Tahun Ajaran Baru
Subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus
Setelah 2 bulan terdeteksi pertama kali di India, subvarian ini sudah menyebar ke berbegai negara.
Negara-negara tersebut antata lain Inggris, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain.
Bahkan melansir Kompas.com, pada Senin (18/7/2022), Centaurus sudah masuk ke Indonesia.
Menteri Kesehatan Bapak Budi Gunadi Sadikin mengatakan kalau subvarian ini terdeteksi di Bali dan Jakarta.
Hal ini menjadikan total negara yang sudah teridentifikasi Omicron Centaurus berjumlah 15 negara.
Strain Dominan
Para ahli percaya kalau subvarian ini bisa jadi strain dominan pandemi COVID-19.
Hal ini sudah terbukti di India, BA.2.75 jadi strain yang mendominasi infeksi di negara itu.
Baca Juga: Subvarian Baru COVID-19 Omicron Ditemukan, Terbukti Punya Tingkat Penularan Lebih Tinggi
Selain itu, Centaurus juga menyebar di negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi COVID-19 tinggi.
Para ahli pun memikirkan apakah Centaurus bisa menembus imunitas yang sudah terbentuk di masyarakat.
Belum jadi Variant of Concern
Meski begitu, WHO belum menjadikan BA.2.75 sebagai variant of concern atau varian yang dikhawatirkan.
Di banyak negara, jumlah kasus infeksi yang diakibatkan oleh Centaurus masih relatif kecil kalau dibandingkan dengan BA.4 atau BA.5.
Namun, hal itu bisa juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pengujian whole genome sequencing (WGS) COVID-19 saat ini.
Kemungkinan, dalam beberapa minggu ke depan Centaurus akan mulai mendominasi kasus COVID-19.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar