GridKids.id - Kids, masih ingatkah kamu tentang artikel GridKids yang membahas tentang fenomena zoonosis?
Sedikit mengingatkanmu, zoonosis merupakan jenis penyakit yang ditularkan dari hewan yang terinfeksi virus kepada manusia.
Salah satu jenis zoonosis yang sedang disoroti dunia beberapa waktu ini adalah monkeypox atau cacar monyet.
Menurut situs kemkes.go.id, monkeypox pertama ditemukan pada 1958 di Denmark, ketika ada dua kasus seperti cacar yang muncul pada koloni kera yang dipelihara sebagai objek penelitian.
Inilah kenapa virus ini lalu dinamai dengan monkeypox atau cacar monyet. Virus ini merupakan anggota genus Orthopoxvirus yaitu masih keluarga dengan Poxviridae.
Di negara endemiknya yaitu di Afrika (bagian Timur dan Tengah), virus ini ditemukan pada hewan seperti monyet dan hewan-hewan pengerat seperti tikus dan tupai. Inang utama dari virus ini berasal dari rodentia atau tikus.
Hewan-hewan yang terinfeksi virus lalu dikonsumsi oleh manusia, setelah itu penularan terjadi dari manusia ke manusia lewat berbagai cara, misalnya sentuhan hingga droplets (air liur).
Nah, kali ini GridKids berkesempatan untuk mewawancarai Dr. Anggraini Alam, SpA(K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Senin (13/06/2022).
Yuk, simak penjelasan lebih lanjut tentang virus monkeypox dan penularannya bersama dengan Dr. Anggi berikut ini.
Baca Juga: Sudah Menyebar di 29 Negara, CDC Mengimbau Lakukan Hal Ini untuk Cegah Cacar Monyet
Potensi Virus Monkeypox di Indonesia
Dr. Anggi mengungkap bahwa hingga saat ini Kementerian Kesehatan belum melaporkan adanya kasus monkeypox di Indonesia.
Dilansir dari situs kemkes.go.id, per 21 Mei 2022, WHO melaporkan kasus monkeypox di beberapa negara non endemik seperti di Australia, Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan diketahui pasien enggak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara endemis.
Namun, ada kaitannya dengan agenda pertemuan sosial yang berisiko tinggi terjadi penularan yang mereka ikuti.
Menurut dr. Anggi, fakta bahwa secara global ada kasus yang dilaporkan harus meningkatkan kewaspadaan semua pihak untuk mengantisipasi mengingat saat ini mobilitas dan aktivitas masyarakat sudah tinggi dan kembali normal.
Proses Penularan virus Monkeypox
Dr. Anggi mengungkap bahwa virus monkeypox masih mirip dengan virus cacar bopeng (virus variola) atau smallpox yang pernah menjangkiti Indonesia beberapa dekade lalu.
Di Indonesia terakhir kali pada 1980 ada goresan untuk cacar yang diberikan sebagai upaya untuk membentuk kekebalan tubuh dari penularan cacar.
Baca Juga: Sudah 1.000 Kasus, Benarkah Cacar Monyet atau Monkeypox Bisa Menular Lewat Udara?
Namun, tentunya seiring waktu kekebalan vaksin smallpox tersebut terus menurun efikasinya dan enggak bisa lagi melindungi tubuh secara maksimal.
Sedangkan, bagi generasi masyarakat yang hidup beberapa dekade setelahnya dihimbau untuk tetap waspada terhadap risiko penularan monkeypox di masa mendatang.
Penularan virus monkeypox bisa terjadi via sentuhan kulit atau lesi cacar monyet, droplet (ketika bersin, batuk, atau berbicara), hingga lewat benda-benda yang terkontaminasi virus yang kita sentuh.
Dr. Anggi mengimbau agar masyarakat menyadari dan membiasakan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya preventif terhadap persebaran virus monkeypox.
Penularan dari manusia ke manusia sangat mungkin terjadi apalagi jika seseorang tinggal serumah dan berinteraksi erat dengan orang yang terinfeksi virus monkeypox ini.
Di negara endemiknya (Afrika), kasus monkeypox dilaporkan mencapai angka 500 - 1.000 kasus/tahun, dengan angka kematian mencapai 3-10%nya berdampak pada pasien anak-anak.
Hal ini disebabkan karena anak-anak belum mengembangkan antibodi untuk melawan virus sehingga penularan bisa terjadi secara masif.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | IDAI,liputan,kemkes.go.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar