Ciri tersebut juga membuat buaya masuk ke dalam jenis hewan berdarah dingin atau poikiloterm yang suhu tubuhnya akan menyesuaikan kondisi lingkungan sekitarnya.
Kulit buaya bisa menyerap panas dan memastikan suhu tubuhnya bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungannya.
Buaya yang berjemur di bawah sinar matahari, suhu tubuhnya akan naik, dan dengan membuka mulutnya lebar-lebar buaya bisa mengembalikan suhu tubuhnya menjadi normal lagi.
Selain membuka mulutnya, buaya juga akan berusaha pindah ke tempat yang lebih teduh atau kembali masuk ke air supaya terhindar dari paparan sinar matahari.
Ketika buaya terlihat membuka mulutnya lebar-lebar berarti hewan ini sedang mencoba melepaskan panas dari tubuhnya.
Buaya enggak bisa melepaskan panas dari tubuh dengan berkeringat seperti yang terjadi pada manusia tapi bagian mulutnya sebenarnya berkeringat.
Jadi, reaksi membuka mulut lebar-lebar pada buaya adalah upaya alami hewan ini untuk mengatur suhu tubuhnya.
Baca Juga: Tempat Habitat Buaya Terbesar di Dunia, Salah Satunya di Indonesia
Selain bisa berkeringat di mulutnya, buaya ternyata juga bisa menangis, lo.
Buaya menangis bukan karena hewan ini bersedih tapi lebih ke reaksi alami tubuh untuk membersihkan mata danmelembabkan matanya.
Enggak hanya itu, buaya juga mengeluarkan air mata untuk mengurangi risiko terpapar bakteri di matanya.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar