Tak hanya jadi sajian masakan yang erat dengan budaya Minang, rendang ternyata menjadi kuliner yang mencerminkan budaya orang Minang yang dikenal suka merantau.
Rendang sering dijadikan bekal oleh masyarakat Minang yang pergi merantau meninggalkan kampung halaman dan merantau di pulau seberang.
Rendang yang dibungkus dengan daun pisang dijadikan bekal perjalanan merantau karena awet dan tahan lama. Perjalanan merantau jaman dulu memerlukan waktu yang lebih lama daripada perjalanan lintas pulau saat ini.
Ketika itu orang minang akan pergi merantau menumpang kapal atau bus sehingga akan butuh waktu yang lebih lama untuk sampai ke tanah perantauan.
Proses memasak rendang yang butuh waktu sangat lama juga dimaksudkan agar rendang bisa bertahan dan awet lebih lama.
Menurut literatur sejarah yang ditulis oleh William Marsden yaitu The History of Sumatra yang terbit pada 1811, ketika itu masyarakat minang sudah menerapkan proses pengawetan daging (marandang) yang dilakukan dengan tradisional tanpa bahan kimia.
Rendang akan dimasak diatas kuali besi besar yang dimasak menggunakan tungku tradisional.
Bagi masyarakat minang, memasak rendang dimaknai dengan 3 makna sikap manusia yaitu kesabaran, kebijaksanaan, dan ketekunan, yang akan membuat rendang jadi makanan dengan citarasa tinggi dan berkualitas.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar