Ada filsafah Jawa yang mendasari nama dari panganan ini, yaitu yen dilem, ojo memper, yang berarti jika disanjung, janganlah tinggi hati atau sombong.
Sajian ini biasanya disuguhkan dalam berbagai acara hajatan atau syukuran di daerah Jawa.
Rasanya yang lezat banyak digemari semua usia dan sangat cocok untuk disuguhkan sebagai suguhan untuk para tamu yang hadir.
Tak hanya lezat, ternyata lemper yang punya tekstur lengket juga melambangkan persaudaran yang erat.
Salah satu harapan ketika menyajikan lemper pada para sanak saudara atau tamu yang hadir adalah supaya tali persaudaraan makin erat.
Masyarakat Jawa meyakini bahwa sajian ini sebagai lambang rezeki yang akan melekat, sehingga sajian ini diharapkan bisa menjadi perlambang rezeki yang akan berdatangan ketika hajatan ini digelar.
Kini semakin banyak variasi lemper yang dijual dan digemari masyarakat seperti lemper bakar, lemper goreng tepung, hingga lemper yang terbuat dari beras ketan hitam.
Kalau kamu paling suka varian yang mana, nih, Kids?
Baca Juga: Kerap Dijadikan Lalapan, Siapa Sangka Tomat Rebus Memiliki Segudang Khasiat Ini
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar