GridKids.id - Dalam hitungan hari, Umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Natal, nih, Kids.
Banyak kebiasaan yang dilakukan untuk menyambut natal, seperti menghias pohon natal, atau memasak dan menyiapkan sajian natal bersama.
Salah satu makanan yang identik dengan perayaan natal adalah kue jahe atau gingerbread man.
Kue jahe yang berbentuk manusia ini populer dan menjadi ikon pernak-pernik menyambut hari natal, lo.
Baca Juga: Bisa Jadi Inspirasi, Ini Hidangan Khas Natal dari Berbagai Daerah di Indonesia
Kue ini sekilas terlihat seperti kue kering rasa cokelat biasa, namun jika dimakan ternyata rasanya kuat dengan rempah-rempah yang bertujuan menghangatkan tubuh orang yang mengonsumsinya.
Kue jahe di tempat asalnya memang dibuat sebagai salah satu makanan yang bisa membantu menghangatkan tubuh ketika musim dingin di bulan Desember.
Tak hanya dibuat dengan campuran jahe, kue ini juga ditambahkan jenis rempah lain seperti kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan juga pala.
Baca Juga: Sejarah Biskuit, Snack Teman Minum Teh yang Populer Sejak Lama
Penasaran enggak untuk tahu seperti apa sejarah makanan ini bisa jadi makanan yang identik dengan perayaan natal?
Yuk, simak uraian cerita lengkapnya di bawah ini, Kids!
Sejarah Kue Jahe
Kue jahe yang jadi ikon dan pelengkap perayaan natal ini disebut sudah ada sejak zaman Yunani, yaitu sekitar 2400 tahun SM.
Dari situlah kue ini muncul dan populer di berbagai peradaban di dunia.
Dilansir dari kompas.com, pada abad ke-11 rombongan tentara salib membawa jahe ke kawasan Timur Tengah.
Ketika itu kue jahe yang dibuat di Eropa terbuat dari campuran tepung panir, kacang almond, air mawar, dan jahe.
Baca Juga: Dinikmati Bersama Teh, Inilah 4 Jenis Kudapan Ringan yang Disajikan Pada Afternoon Tea
Sejak dulu kue jahe dibuat dengan memberikan ornamen-ornamen hiasan, bagi orang-orang yang memiliki dana lebih dari cukup maka bisa menggunakan cat emas yang bisa dimakan.
Selain itu, kue jahe biasanya juga dihias dengan lapisan gula putih yang semakin mempercantik tampilan kue jahe ini.
Awalnya kue jahe dianggap sebagai kue keberuntungan bagi masyarakat Eropa dan dibentuk bunga ataupun bintang.
Kue ini dibuat oleh para perempuan untuk nantinya diberikan pada para ksatria yang akan mengikuti kompetisi.
Dipercaya siapa yang membawa atau memakan kue jahe sebelum pergi bertanding dalam kompetisi akan mendapat keberuntungan dan diberi kemudahan untuk meraih kemenangan.
Baca Juga: 6 Tradisi Natal Paling Unik di Dunia, Salah Satunya Membuat Jaring dan Laba-Laba Palsu
Perkembangan Kue Jahe
Seiring perkembangannya kue jahe enggak lagi hanya menjadi kue keberuntungan dengan bentuk bunga dan bintang.
Pada abad ke-16, kue jahe berbentuk manusia juga disajikan untuk Ratu Elizabeth I. Kue tersebut diikat menggunakan pita dan dipajang di sebuah pameran populer.
Kue-kue jahe itu boleh diambil oleh tamu yang datang untuk diberikan pada orang-orang terkasih.
Sedangkan, pada abad yang sama di Jerman, mulai muncul bentuk kue jahe yang unik yaitu berbentuk rumah.
Baca Juga: Mengenal Danish Pastry, Kudapan Lembut Nan Manis dari Negeri Denmark
Tiga abad setelahnya tepatnya pada abad ke-19, kue jahe makin populer ketika dongeng Hansel dan Gretel karya Wilhelm Grimm yang diterbitkan pada 1812.
Dan banyak kreasi kue jahe berbentuk rumah yang dihasilkan karena terinspirasi oleh dongeng anak-anak tersebut.
Diceritakan bahwa orang-orang awam ketika itu hanya diperbolehkan membuat kue jahe ketika perayaan Natal dan Paskah saja.
Dari sinilah kue jahe tumbuh menjadi kebiasaan atau budaya yang identik dengan perayaan hari natal.
Nah, itulah uraian tentang sejarah dari kue jahe yang jadi ciri khas perayaan natal yang meriah di berbagai belahan dunia.
Semoga artikel ini bermanfaat menambah wawasanmu tentang sejarah makanan, ya, Kids!
Baca Juga: Meriah dan Hangat, Ini 4 Perayaan Natal di Jepang, Tak Hanya Makan Ayam Goreng
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kids.grid.id |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar