GridKids.id - Bagi para pecinta sajian dan kreasi pastry pasti sudah enggak asing dengan kue pie, nih, Kids.
Pie populer di Amerika sebagai sajian yang biasanya dihidangkan dalam berbagai jamuan, pie juga mudah ditemukan di berbagai patisserie dan toko kue.
Pie merupakan adonan pastry yang diberikan oleh isi, yang terbuat dari adonan pastry yang dijadikan sebagai bagian luar atau permukaan kue yang didalamnya diisi dengan berbagai isian seperti buah-buahan seperti apel, strawberry, blueberry, ataupun isian daging, dan sebagainya.
Pie dibuat dengan cara dipanggang, sehingga tekstur luarnya renyah dengan bagian isiannya yang lembut.
Baca Juga: Camilan yang Enggak Boleh Dilewatkan, Begini Cara Membuat Pie Buah di Rumah
Awalnya kulit pie sering digunakan sebagai bahan pembungkus daging atau bahan isian lainnya agar tetap lembab selama dimasak atau dipanggang.
Namun, seiring waktu adonan kulit pie mengalami banyak modifikasi resep sehingga lezat juga disantap bersama dengan isiannya.
Lalu, seperti apa sih sejarah dan perkembangan dari kue pie yang sering jadi pelengkap jamuan makan di Amerika ini? Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Sejarah Croissant, Mengenal Sajian Pastry Populer dari Austria
Sejarah Kue Pie
Menurut The Oxford English Dictionary, penggunaan kata "pie" pertama dihubungkan dengan makanan pada 1303.
Kata itu makin populer pada 1362, namun ternyata tradisi membuat makanan serupa pie sudah populer sejak masa yang jauh lebih tua daripada ketika kata itu mulai populer digunakan.
Awalnya pie dikenal dengan nama galettes, pada periode Neolitik yaitu pada sekitar 9500 SM, galettes sudah dijadikan sebagai makanan penutup atau hidangan pencuci mulut, nih, Kids.
Berbeda dengan yang sering kita temui di masa kini, pie atau galettes pada masa itu diisi dengan beragam jenis biji-bijian. Galettes dibuat dengan cara dipanggang di atas bara api.
Baca Juga: Sejarah Biskuit, Snack Teman Minum Teh yang Populer Sejak Lama
Lalu, pada 1304-1237 SM, pie dijadikan hidangan untuk raja Ramses II, raja Mesir Kuno, dengan isiannya yang berupa buah-buahan, kacang, dan madu.
Kebiasaan menyajikan pie diteruskan hingga masa pemerintahan Ramses III pada 1186-1155 SM.
Hal ini didukung dengan sumber sejarah yang terdapat pada dinding makam ramses III, melukiskan keberadaan pie yang digambarkan berbentuk spiral.
Baca Juga: Sejarah Waffle, Sarapan Favorit dari Belgia yang Digemari Sejak Lama
Perkembangan Kue Pie
Budaya membuat dan mengonsumsi pie atau galettes juga diadopsi oleh bangsa Romawi, yang membuat galettes dengan daging sebagai isiannya.
Kulit pie yang terbuat dari tepung dan air berfungsi menjaga supaya lemak dari daging enggak menetes atau hilang ketika proses pemanggangannya.
Tak hanya daging, orang-orang Romawi juga berkreasi dengan berbagai resep pie sebagai sajian penutup seperti misalnya pastry manis dengan isian buah bernama secunda mensa.
Dari Romawi, budaya membuat pie menyebar hingga ke seluruh Eropa. Sumber sejarah mencatat bahwa kreasi pie dengan isian daging ayam hutan yang dikenal dengan partridge pie disajikan dalam perayaan penobatan Raja Inggris, Henry VI pada 1429.
Baca Juga: Cerita tentang Turkish Delight, Kudapan Manis Warisan Istana Ottoman
Dari situ kreasi pie terus ditemukan, seperti kreasi pie dengan isian apel, buah berry, labu, hingga isian yang dibumbui dengan bumbu kari seperti pie yang ditemukan di India.
Nah, Kids, itulah uraian sejarah dan perkembangan dari kue pie yang ternyata sudah dibuat dan dikenal sejak sebelum masehi. Resep pie yang kita nikmati hari ternyata merupakan warisan kuliner yang berusia ribuan tahun.
Meski di Indonesia, versi adaptasinya mungkin engga asing dan bisa kita temukan dalam resep-resep kuliner nusantara yaitu pastel berisi campuran sayuran dan daging.
Baca Juga: Jadi Jajanan Khas Makassar yang Mirip Pastel, Inilah Sejarah dan Keistimewaan Jalangkote
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar