Namun, Kak Fatin juga mengungkapkan bahwa sangat mungkin terjadi proses subtitusi akibat adanya ketidakidealan dari lingkungan tempat si anak tumbuh besar.
Hal tersebut malah akan membantu anak bertumbuh jadi pribadi yang lebih tangguh dan tabah dalam mencoba mencari pembelajaran dari hal-hal yang dihadapinya.
"Misalnya keluarga intinya lengkap tapi si anak mendapatkan vibe yang negatif. Lalu, si anak memiliki lingkup pertemanan dan keluarga besar yang bisa merangkul dan memberikan dia vibe positif, ini akan perlahan membawa dampak baik untuk kesehatan mental anak."
Kak Fatin juga mengungkap bahwa segala nilai atau hal-hal baik yang dimiliki anak misalnya dukungan keluarga dan segala privileged juga enggak menjamin anak akan tumbuh dengan mental yang sehat.
Baca Juga: Bisa Dukung Orang Lain Selama Pandemi Dengan 4 Cara Ini, Apa Saja?
Ada kondisi khusus yang menyebabkan si anak yang penuh privileged malah kurang motivasi karena terlalu nyaman.
Sehingga keluarga enggak bisa jadi satu-satunya acuan atau tempat mencari value atau jati diri anak, meskipun benar enggak bisa dipungkiri bahwa landasan utama atau pondasi seorang anak dimulai dari keluarga intinya.
Perlu upaya yang terus berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan bertumbuh yang ideal sebagai bekal untuk anak, supaya mereka bisa tumbuh dengan mental yang sehat.
Baca Juga: 4 Manfaat Merajut Bagi Kesehatan Mental, Salah Satunya Redakan Depresi
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar