GridKids.id - Aktivitas erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.00 WIB, waktu setempat.
Gunung Semeru berada di dua kabupaten, yakni, Malang dan Lumajang imengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu.
Dampak erupsi Semeru kali ini menimpa masyarakat sekitar dan kerusakan materi.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini Hal-hal yang Harus Dilakukan dan Ketahui Bahayanya
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Bapak Eko Lelono menjelaskan penyebab erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Beliau menyatakan erupsi dipicu oleh ketidakstabilan endapan.
Pak Eko awalnya menjelaskan mengenai lokasi aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Menurutnya, aktivitas vulkanik terjadi di kawah Jonggringseloko yang terletak di tenggara puncak Mahameru.
Badan Geologi Kementerian ESDM: Erupsi Semeru Dipicu Ketidakstabilan Endapan
"Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian berupa penghancuran kubah atau lidah lava," ucap Pak Eko .
"Serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru," terangnya dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube BPNB Indonesia, Sabtu (4/12/2021).
Pak Eko menyatakan penghancuran kubah atau lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran.
Menurutnya, awan panas tersebut adalah karakteristik dari Gunung Semeru.
Beliau menambahkan, berdasarkan pengamatan hingga (30/11/2021), Gunung Semeru terlihat jelas dan terdapat embusan gas dari kawah utama berwarna putih dan kelabu.
Embusan gas yang tampak tersebut berada pada ketinggian hingga 100 meter dari puncak gunung.
Baca Juga: Letusan Gunung Berapi, Gejala Vulkanisme: Pravulkanisme & Pascavulkanisme
Badan Geologi Kementerian ESDM: Erupsi Semeru Dipicu Ketidakstabilan Endapan
"Hari ini, (Sabtu, 4/12/2021) awan panas terjadi luncuran 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara," ujar Pak Eko.
Pascakejadian awan panas guguran, terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncuran tidak teramati," lanjutnya.
Dijelaskan pula, memasuki pukul 13.30 WIB mulai terekam getaran banjir pada seismogram.
Pada 14.50 WIB, teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak ke arah Kobokan.
Terdapat sejumlah gempa yang terjadi sebelum kejadian ini.
Pak Eko mengatakan ada ketidakstabilan kubah lava yang terjadi berdasarkan dari data-data sebelum erupsi.
Baca Juga: Kembali Meletus, Ini Sejarah Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | esdm.go.id |
Penulis | : | Putu Bagoes |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar