GridKids.id - Kids, pernahkah kamu bertanya tentang alam semesta yang maha luas?
Seperti sejak kapan semuanya tercipta dan seperti apa proses terjadinya alam semesta yang saking luasnya masih akan terus dijelajahi manusia ini.
Sudah banyak ilmuwan yang mendebat berbagai gagasannya tentang hal ini, salah satu teori paling populer yang digagas pada abad 20 adalah semesta terbentuk karena adanya ledakan dahsyat atau Big Bang Theory.
Ketika Big Bang terjadi, alam semesta terus mengembang dan menjadi alam semesta luas seperti yang bisa kita saksikan saat ini.
Sudah banyak penelitian yang dilakukan para ahli untuk mengetahui seperti apa pembentukan alam semesta yang akhirnya bisa seperti hari ini.
Berikut adalah berbagai macam teori pembentukan alam semesta yang perlu kamu tahu. Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini.
1. Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Teori ini dikemukakan oleh seorang Astronom asal Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble.
Menurut Edwin, awalnya bintang-bintang berkumpul dalam satu titik massa yang dikenal dengan volume nol yang kemudian meledak dan mengembang.
Hal ini berakibat pada pergeseran semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya dan mendekati spektrum merah.
Menurut teori ini, ledakan besar yang terjadi menyebabkan bintang-bintang menjauh dari bumi dan perlahan saling menjauh satu sama lain.
Baca Juga: Penggemar Astronomi Wajib Tahu, Ini Sederet Hal Unik Bintang di Alam Semesta
2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Pada 1948, Tiga orang ahli autofisika yaitu Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi mengemukakan teori yang menolak teori Big Bang dari Edwin Hubble.
Menurut teori keadaan tetap, alam semesta enggak berawal dan enggak berakhir atau akan tetap ada sepanjang masa.
Teori ini menganggap bahwa alam semesta bersifat tetap dan statis dan berkembang karena bermunculan materi-materi baru.
Materi-materi tersebut akan muncul dalam jumlah yang sesuai supaya alam semesta tetap dalam keadaan stabil.
Dengan begitu akan terbentuk galaksi-galaksi baru dan alam enggak mengalami perubahan karenanya.
Teori ini awalnya sangat terkenal pada awal abad ke-20 namun, beberapa ahli kosmolog dan ilmuwan lainnya menolak teori ini.
Baca Juga: Diselimuti dengan Misteri, Terdapat Beberapa Jenis Galaksi di Tata Surya yang Aneh Tapi Nyata
Hal ini berkaitan dengan kebenaran teori big bang dan alam semesta yang memiliki batasan usia.
Selain itu, terdapat juga radiasi gelombang mikro kosmis yang sudah diperkirakan oleh teori Big Bang.
3. Teori Mengembang dan memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Fred Hoyle, yang berpendapat bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk menggantikan galaksi-galaksi yang sudah enggak ada.
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus yang terjadi di alam semesta dan tiap satu siklusnya akan mengalami massa ekspansi (mengembang) dan satu massa kontraksi (memampat). Tiap satu siklusnya membutuhkan waktu 30 miliar tahun.
Cara kerja teori ini adalah terjadi proses ekspansi yang menyebabkan galaksi-galaksi dan bintang-bintang terbentuk.
Ekspansi terjadi akibat adanya reaksi inti hidrogen yang akhirnya akan membangun unsur lain yang lebih kompleks.
Baca Juga: Tiba-Tiba Berperilaku Aneh, Bintang Paling Langka di Galaksi Ini Pancarkan Gelombang Radio Misterius
Setelah mengalami fase ekspansi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan memampat bersamaan dengan keluarnya cahaya panas tingkat tinggi.
4. Teori Alam Semesta Kuantum
Pada 1966, teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig yang menyatakan bahwa alam semesta sudah ada sejak awal dan akan ada terus sepanjang masa.
Semesta enggak memiliki ruang hampa dan hanya ada partikel-partikel subatomik.
5. Teori Berayun
Teori ini merupakan lanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar. Para ahli mengungkap bahwa gerak galaksi dan bintang akan saling menjauh.
Setelah itu galaksi akan menunjukkan gerakan yang makin melambat dan berhenti hingga mengkerut akibat dari adanya gaya gravitasi.
Setelah mengkerut maka materi-materi itu akan memadat lalu meledak. Semua proses itu enggak merusak materi yang terjadi, melainkan merubah tatanannya.
Proses melambatnya memunculkan sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa alam semesta enggak bertepi dan enggak terbatas.
Nah, Kids, itulah tadi lima teori terbentuknya alam semesta. Hingga kini teori tersebut masih belum bisa membuktikan seperti apa alam semesta yang maha luas ini terbentuk.
Misteri alam semesta memang sangat luas dan mungkin akan terus membutuhkan upaya untuk menggali dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan manusia.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar