GridKids.id - Kids, jika kamu pernah menonton film Chronicles of Narnia: The Witch, Lion, and The Wardrobe (2005), mungkin sudah enggak asing dengan turkish delight.
Ada suatu adegan ketika Edmund Pevensie bertemu dengan penyihir putih di jalan ketika tersesat untuk pertama kalinya di Narnia.
Dalam scene tersebut, Penyihir putih memberikan cokelat hangat dan turkish delight yang diinginkan Edmund.
Permen atau manisan yang diselimuti gula halus itulah yang dinamakan turkish delight atau yang dalam bahasa lokal disebut dengan Lokum.
Baca Juga: Anti Gagal, Ini Cara Membuat Permen Dalgona dari Gula yang Berasal dari Korea Selatan
Turkish delight adalah sejenis permen manis, yang terbuat dari tepung dan gula bubuk. Panganan manis ini sering ditambahkan air mawar atau lemon.
Turkish delight merupakan warisan kuliner Kerajaan Turki Ottoman yang terkenal dan menjadi bagian penting dari kuliner istana kerajaan Ottoman di masa lampau.
Jenis premiumnya sebagian besar terbuat dari kurma, pistachio, hazelnut yang diikat oleh gel, sedangkan versi tradisionalnya dibuat dengan ditambah dengan air mawar, damar wangi, jeruk bergamot, atau lemon.
Varian turkish delight lainnya yang cukup umum adalah cinnamon atau kayu manis dan mint.
Sejarah Turkish Delight
Awal mula adanya panganan manis ini belum bisa ditentukan. Tapi, nama Lokum berasal dari bahasa Arab yaitu al-Halkum yang artinya "Kenyamanan tenggorokan".
Seorang bernama Haci Bekir pindah ke Istanbul dari kota asalnya di Kastamonu, dan membuka toko permennya di distrik Bahçekapi pada 1777.
Di toko tersebut diproduksi berbagai jenis permen dan lokum, atau yang kini dikenal di seluruh dunia sebagai turkish delight.
Bisnis keluarga ini kini sudah dikelola oleh generasi kelima dan masih beroperasi dengan nama pendirinya.
Seorang sejarawan permen, bernama Tim Richardson, mempertanyakan statement bahwa Haci Bekir adalah penemu Turkish Delight.
Hal ini karena ditemukan resep Arab dan Persia yang serupa dengan resep turkish delight yang juga menggunakan pati dan gula sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya.
Oxford Companion to Food membuat pernyataan bahwa belum ada bukti kuat untuk klaim bahwa Bekir adalah penemu turkish delight.
Cerita Unik dibalik Turkish Delight
Ada beragam versi cerita unik yang beredar di masyarakat tentang asal muasal Turkish Delight, salah satunya adalah kisah sang raja yang ingin memikat hati seorang wanita lewat makanan yang istimewa.
Baca Juga: Hidangan Ramadan Khas Turki yang Bernuansa Eropa dan Timur Tengah, Pernah Coba?
Sehingga, raja memerintahkan koki istana untuk membuatkan hidangan penutup yang baru, dari situlah muncul turkish delight sebagai hidangan penutup yang manis dan kaya rasa.
Di Turki, jika seseorang membungkus aneka turkish delight menggunakan sapu tangan cantik dan memberikannya pada lawan jenis yang disukai bisa jadi simbol perasaan cinta yang istimewa, lo!
Cara menikmati Turkish Delight
Dalam bahasa turki, turkish delight disebut dengan lokma atau lokum yang diambil dari kosa kata bahasa Arab yaitu luqma (t) dan luqūm yang dalam bentuk jamak berarti potongan dan suap.
Sedangkan di Arab Saudi, Tunisia, dan Libya, jajanan ini dikenal sebagai ḥalqūm, di Kuwait disebut dengan kabdat alfaras, di Mesir disebut malban atau ʕagameyya, dan di Syria disebut dengan rāḥa.
Biasanya turkish delight dinikmati dalam berbagai momentum seperti menyambut kelahiran bayi atau kunjungan teman dan keluarga selama bulan Ramadhan yang selalu meriah.
Panganan ini biasanya dinikmati bersama kopi Turki, biasanya orang Turki menikmati kopinya dengan satu atau dua turkish delight.
Nah, Kids, itulah uraian singkat tentang kudapan manis Turkish Delight dari Turki.
Rasanya setelah membaca dan melihat visualisasinya jadi tertarik mencobanya juga.
Semoga nanti ada kesempatan mencoba kudapan manis khas Istana Kerajaan Turki Ottoman ini, ya, Kids!
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Danastri Putri |
Komentar