GridKids.id - Kids, pernahkah kamu mendengar atau melihat burung merak?
Burung ini terkenal karena kecantikan bulu-bulunya yang enggak ditemukan pada hewan lain. Merak jantannya memiliki bulu yang sangat indah ketika sedang dikembangkan.
Bulu-bulu merak bahkan bisa berubah warna sesuai sudut pandang dari yang melihatnya.
Merak merupakan burung yang termasuk dalam genus Pavo dan Afropavo dan famili ayam hutan (pheasant), yaitu Phasianidae.
Baca Juga: 4 Fakta Unik Flamingo, Salah Satunya Tubuh Berubah Warna Karena Makan Krustasea
Dari ketiga spesies merak yang ada di seluruh dunia, yaitu Merak India (Pavo cristatus), Merak Hijau (Pavo Muticus), dan Merak Kongo (Afropavo congensis), jenis Merak Hijau (Pavo Muticus) adalah spesies yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia.
Selanjutnya kamu akan diajak untuk mengenal lebih dekat dengan burung yang memiliki bulu yang unik dan cantik ini. Yuk, simak lebih lanjut penjelasannya di bawah ini.
Karakteristik Burung Merak Hijau
Sama seperti spesies lainnya, Merak hijau memiliki bulu-bulu indah berwarna hijau keemasan.
Merak jantan dewasa memiliki ukuran yang sangat panjang dengan jambul tegak di kepalanya.
Merak betina memiliki ukuran yang lebih kecil dari burung jantannya dengan ukuran sekitar 100-110cm, memiliki bulu-bulu yang kurang mengkilap, dengan warna hijau keabu-abuan.
Selain itu berbeda dengan jenis jantannya, merak betina enggak memiliki bulu penutup ekor.
Baca Juga: Punya Paruh Berkantong, Ketahui 5 Fakta Unik Pelikan Si Burung Purba
Pada wajah merak betina terdapat aksen warna hitam di sekitar mata dan warna kuning cerah di area telinganya. Populasinya tersebar di hutan dan padang rumput di Pulau Jawa
Beberapa spesies yang pernah ditemukan di India, Bangladesh, dan Malaysia saat ini telah punah.
Meskipun burung ini berukuran sangat besar, merak merupakan burung yang pandai terbang.
Burung ini mengonsumsi beragam biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, serangga, dan segala macam jenis hewan kecil seperti cacing, laba-laba, dan kadal kecil.
Habitat Merak Hijau
Merak hijau sudah masuk dalam daftar merah spesies satwa yang terancam punah karena perburuan liar dan kehilangan habitat aslinya di alam oleh Badan Lembaga konservasi dunia IUCN (International Union for the Conservation of Nature).
Spesies burung ini hanya terdapat di Pulau Jawa, biasanya ditemukan di dataran rendah hingga tempat-tempat yang tinggi.
Baca Juga: Mengenal Burung Kasuari, Burung Endemik Indonesia yang Berbahaya di Dunia dari Papua
Burung ini lebih sering terlihat di daerah hutan musim terbuka yang dekat dengan savana. Mereka juga sering tertidur di atas pohon gundul yang tinggi.
Kamu bisa menemukan merak hijau di Taman Nasional Baluran (Situbondo, Jawa Timur), Taman Nasional Alas Purwo (Banyuwangi, Jawa Timur), Taman Nasional Meru Betiri (Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur), dan Taman Nasional Ujung Kulon (Jawa Barat).
Populasi burung ini terus menurun dan dalam status terancam secara keseluruhan (globally threatened) menurut International Council for Bird Preservation (ICBP).
Kondisi ini disebabkan karena banyak burung merak yang diburu untuk diambil dan dimanfaatkan bulunya untuk membuat perlengkapan kesenian Reog Ponorogo.
Baca Juga: 5 Contoh Hewan Endemik Asli Indonesia Bagian Barat, Apa Saja?
Selain perburuan liar, populasi merak yang semakin menurun juga disebabkan oleh kawasan habitat tinggalnya yang semakin berkurang karena mengalami alih lahan untuk dijadikan lahan pertanian, perladangan, dan permukiman penduduk.
Itulah tadi penjelasan tentang karakteristik dan habitat maupun nasib burung merak yang memiliki bulu yang sangat indah ini.
Rasanya prihatin sekali ketika keindahan dari burung ini malah menjadi ancaman untuk kelangsungan spesiesnya di alam bebas.
Semoga burung merak bisa terus dilindungi dan terhindar dari kepunahan, ya, Kids.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ayu Ma'as |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar