GridKids.id - Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim yaitu, musim kemarau dan musim hujan.
Awan abu-abu, mendung, dan suara gemuruh biasanya menjadi pertanda akan turun hujan.
Apa kamu tahu? Bagaimana proses terjadinya hujan dan jenis-jenis hujan?
Hujan turun termasuk proses siklus hidrologi di bumi.
Air yang kita gunakan selama ini adalah hasil dari siklus bumi sendiri, lo, Kids.
Baca Juga: Sering Muncul Ketika Hujan, Ini Bahan Alami untuk Membasmi Kecoak
Ternyata hujan yang jatuh ke daratan, akan mengalir kembali ke sungai, laut, danau, dan samudra.
Enggak semua hujan yang turun itu sama.
Bagaimana proses terjadinya hujan?
Baca Juga: Tanda Tubuh Terkena COVID-19 di Fase Awal yang Wajib Kita Ketahui
Proses terjadinya hujan
Di awan ada tetesan air yang muncul dari embun yang menguap.
Proses terjadinya hujan dimulai dari sinar matahari yang panas yang nantinya akan menyebabkan proses penguapan atau evaporasi.
Semua air yang ada di bumi mengalami proses penguapan. Hasil uap akan naik dan mengalami proses kondensasi.
Baca Juga: Bukannya Air, Hujan yang Turun di Planet Mirip Bumi Ini Justru Berupa Kaca yang Tajam, Kok Bisa?
Dalam proses tersebut, uap air berubah menjadi embun.
Di sekitar awan suhunya lenih rendah dari panas matahari kemudian membentuk titik embun air.
Titik-titik embun menjadi banyak dan memadat karena suhu udara semakin tinggi.
Adanya tekanan udara, angin membawa awan yang berisi buti-butir air menuju tempat yang suhunya lebih rendah.
Jenis-jenis hujan
Hujan orografis
Hujan ini terjadi karena udara yang mengandung uap air terhalang pegunungan. Udara naik ke lereng pegunungan sehingga suhu udara menjadi dingin.
Udara terus naik hingga ketinggian tertentu dan terjadi proses kondensasi atau pengembunan dan terbentuk awan serta terjadilah hujan.
Hujan konveksi atau zenithal
Proses terjadinya hujan ini karenana udara yang mengandung uap air naik secara vertikal atau konveksi.
Hujan konveksi biasa terjadi di daerah yang panas atau tropis seperti Indonesia.
Hujan frontal
Hujan yang terjadi karena pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Udara panas selalu berada di atas udara dingin.
Pertemuan ini mengakibatkan udara menguap dan membentuk awan. Hujan frontal biasa terjadi di daerah dengan iklim sedang.
Baca Juga: Ingin Berwisata ke Air Terjun di Musim Hujan? Perhatikan Ini Agar Tetap Aman Ketika Beriwisata
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar