GridKids.id - Pandemi virus corona masih berlangsung di berbagai negara, Kids. Enggak terkecuali Indonesia.
Penyebaran virus ini yang cepat dan gejalanya yang selalu berubah dan enggak pasti, membuat COVID-19 jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di dunia.
Sejak diketahui kali pertama di Tiongkok pada akhir tahun 2019, penyakit baru dan virus baru tersebut sudah menginfeksi lebih dari 42 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 1 juta orang meninggal dunia.
Para ahli dan ilmuwan dunia masih terus mempelajari virus corona baru tersebut.
Beragam misteri dan keanehan dari virus SARS-CoV-2 masih jadi studi menarik, bahkan sampai upaya pengembangan vaksin yang terus dikebut untuk mengatasi pandemi ini.
Lalu, apa yang membuat virus corona unik dan mengapa virus SARS-CoV-2 sangat mematikan?
Baca Juga: Bikin Bangga, 25 Daerah Ini Masih Nol Kasus Virus Corona, Apakah Salah Satunya Tempat Tinggalmu?
1. Penipu Ulung
Pada tahap awal infeksi, virus ini bisa menipu tubuh.
Sistem pertahanan tubuh bahkan bisa dibajak dan sulit mengenali infeksi yang menyerangnya.
Saat virus corona memasuki organ paru dan saluran pernapasan, sistem kekebalan menganggapnya semua baik-baik saja.
Selanjutnya, saat infeksi terjadi, sel-sel tubuh melepaskan bahan kimia yang disebut interferon.
Begitu sel ini dibajak oleh virus, harusnya reaksi kimiawinya jadi sinyal peringatan ke seluruh tubuh dan sistem kekebalan. Namun, kemampuan luar biasa virus corona ini mematikan peringatan kimiawi tersebut.
Dengan kata lain, virus corona melakukannya dengan sangat baik, jadi kita bahkan enggak tahu kalau sedang sakit.
Saat melihat sel yang terinfeksi di laboratorium, kita enggak mengira kalau sel itu sudah terinfeksi.
Namun anehnya, hasil tes menunjukkan kalau sel itu "sangat terinfeksi" dan ini hanyalah salah satu "kartu joker" yang dimainkan SARS-CoV-2.
2. Virus Cerdas
Kalau diibaratkan sebagai pengemudi kendaraan, virus corona adalah pengemudi berbahaya yang melarikan diri dari tempat kejadian kecelakaan.
Sebab, virus bisa berpindah ke korban berikutnya jauh sebelum kita pulih atau meninggal.
Saat jumlah virus di dalam tubuh mulai mencapai puncaknya sehari sebelum mulai sakit, tapi paling enggak dibutuhkan sepekan sebelum COVID-19 berkembang ke titik kita membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Sangat berbeda dengan virus SARS yang mewabah tahun 2002. Hari-hari paling menular sesudah terinfeksi virus ini, mereka mudah diisolasi.
3. Tubuh Belum Siap
Ketakutan besar akan virus H1N1 alias flu babi pada tahun 2009, ternyata enggak terbukti. Sebab, ternyata virus ini enggak mematikan.
Galur virus ini mirip dengan beberapa virus yang ada di masa lalu. Ada empat virus corona lainnya, yang menyebabkan gejala flu biasa.
"Virus (Covd-19) adalah virus yang baru, jadi kami pikir belum ada kekebalan yang pernah terbentuk sebelumnya untuk melawannya," kata Prof Tracy Hussell dari Universitas Manchester.
Virus SARS-CoV-2 yang masih baru sangat mengejutkan bagi sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan akan melakukan banyak percobaan dan kesalahan dalam upaya belajar melawan infeksi baru.
4. Lakukan Hal-Hal Tak Terduga
Sama seperti generasi sebelumnya, SARS-CoV-2 menyerang saluran pernapasan, memulainya sebagai penyakit paru-paru.
Di dalam organ utama pernapasan ini, virus ini melakukan hal-hal aneh dan enggak biasa yang dapat memengaruhi tubuh.
Banyak aspek COVID-19 yang unik dan memang berbeda dengan penyakit virus lain pada umumnya.
Virus ini enggak cuma membunuh sel paru-paru, tapi juga merusaknya.
5. Jadi Lebih Gemuk
COVID-19 akan sangat buruk pada penderita yang punya obesitas, karena lingkar pinggang yang besar akan meningkatkan perawatan intensif, atau mengalami kematian.
"Hubungan yang sangat kuat dengan obesitas adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat pada infeksi virus lainnya. Dengan cedera paru, orang obesitas sering kali mengalami perbaikan kondisi, alih-alih menjadi lebih parah," kata Prof Sir Stephen O'Rahilly dari Universitas Cambridge.
Lemak yang disimpan di seluruh tubuh, di organ seperti hati, menyebabkan gangguan metabolisme yang tampaknya diperburuk oleh virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Pasien obesitas lebih cenderung mengalami tingkat peradangan yang lebih tinggi di dalam tubuh dengan protein yang menyebabkan pembekuan darah akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2.
(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Baca Juga: Hati-Hati, Covid-19 Rentan Menyerang Orang dengan 5 Penyakit Penyerta Ini, Kamu Termasuk?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar