GridKids.id - COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona adalah penyakit baru, Kids. Enggak heran masih banyak hal yang enggak kita ketahui dengan pasti.
Untuk itu, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian tentang virus corona jenis baru ini.
Selama ini yang diketahui adalah virus ini menyerang saluran pernapasan, dan bisa ditularkan melalui droplet yang mengenai mata dan hidung.
Namun para ilmuwan sekarang punya bukti langsung kalau virus corona juga bisa menyebabkan infeksi pada mata.
Penemuan ini didasarkan pada seorang pasien di Tiongkok yang mengalami serangan glaukoma akut pada mata, segera setelah sembuh dari COVID-19.
Dokter yang menangani pasien tersebut bahkan harus melakukan operasi untuk merawat kondisinya.
Dari tes jaringan matanya, menunjukkan bukti adanya SARS-CoV-2.
Kasus ini memberikan bukti kalau SARS-CoV-2 juga bisa menginfeksi jaringan mata selain sistem pernapasan.
"Mata bisa jadi sumber masuk dan keluar untuk virus corona,” kata Dr. Aaron Glatt, juru bicara Infectious Diseases Society of America.
Itu sebabnya, petugas kesehatan melindungi mata mereka dengan kacamata atau pelindung wajah.
Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi, WHO Sebut Vaksin COVID-19 Akan Siap di Akhir Tahun 2020
Dikutip dari Medical Xpress (13/10/2020), menurut dokter Glatt, bukan enggak mungkin kalau pasien dalam kasus ini tertular virus corona atau SARS-CoV-2 melalui matanya.
Kemungkinannya, entah itu melalui partikel virus di udara atau karena menyentuh matanya dengan tangan yang terkontaminasi virus.
Hal lain yang belum diketahui adalah apakah virus yang tertinggal di jaringan mata pasien akan menyebabkan masalah.
Menurut Dr. Grace Richter, dokter mata di Roski Eye Institute di University of Southern California di Los Angeles, masih terlalu dini untuk mengetahui apa arti virus corona di mata bagi kesehatan mata pasien.
Sejauh ini, masalah mata karena COVID-19 terbatas pada sejumlah pasien yang mengembangkan konjungtivitas (mata merah), di mana bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata membengkak, merah, dan terasa gatal.
Namun, pasien dalam kasus ini menderita glaukoma akut sudut tertutup.
Ini adalah suatu kondisi serius di mana tekanan pada mata tiba-tiba meningkat karena penumpukan cairan.
Hal ini membutuhkan perawatan yang tepat untuk menghilangkan tekanan, kadang dengan operasi untuk mengembalikan pergerakan cairan mata yang normal.
Meski begitu, dokter Richter masih meragukan kalau virus corona yang secara langsung menyebabkan komplikasi mata tersebut.
“Secara umum, ciri-ciri anatomi tertentu pada mata membuat beberapa orang rentan terhadap glaukoma akut sudut tertutup, dan hal itu bisa dipicu oleh obat-obatan,” jelasnya.
Baca Juga: Apa Itu Happy Hypoxia yang Jadi Gejala COVID-19? Ini Penjelasannya
Richter mengira kalau sejak pasien dirawat di rumah sakit dan kemungkinan besar menerima berbagai obat jadi penyebabnya.
Dr. Sonal Tuli, juru bicara klinis untuk American Academy of Ophthalmology dan ketua oftalmologi di University of Florida College of Medicine, di Gainesville pun setuju.
Dokter Tuli mengatakan kalau kasus pasien itu menarik, tapi masih menyisakan sejumlah pertanyaan.
Salah satunya adalah apakah virus yang ada di jaringan mata benar-benar menular.
Pasiennya adalah seorang wanita berusia 64 tahun yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 pada 31 Januari.
Delapan belas hari kemudian, gejalanya sudah sembuh total, dan usapan tenggorokan menunjukkan hasil negatif untuk SARS-CoV-2.
Sekitar seminggu kemudian, dia mengalami rasa sakit dan kehilangan penglihatan di satu mata, dan kemudian di mata yang lain beberapa hari kemudian.
Begitu juga dengan laporan dari Rumah Sakit Umum Komando Teater Pusat di Wuhan, Tiongkok.
Pasien kembali ke rumah sakit, di mana ia didiagnosis dengan glaukoma akut sudut tertutup dan katarak.
Obat gagal menurunkan tekanan matanya, jadi dokternya melakukan pembedahan dengan mengambil sampel jaringan dalam prosesnya.
Pengujian sampel tersebut menghasilkan bukti kalau virus corona atau SARS-CoV-2 sudah menyerang jaringan mata.
Meskipun enggak jelas bagaimana virus corona masuk ke mata pasien, para ahli sepakat kalau kasus tersebut menggarisbawahi pentingnya pelindung mata.
(Penulis: Bestari Kumala Dewi)
Baca Juga: Apa Itu Komorbid? Istilah yang Banyak Disebut di Masa Pandemi COVID-19
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar