Dikutip dari Medical Xpress (13/10/2020), menurut dokter Glatt, bukan enggak mungkin kalau pasien dalam kasus ini tertular virus corona atau SARS-CoV-2 melalui matanya.
Kemungkinannya, entah itu melalui partikel virus di udara atau karena menyentuh matanya dengan tangan yang terkontaminasi virus.
Hal lain yang belum diketahui adalah apakah virus yang tertinggal di jaringan mata pasien akan menyebabkan masalah.
Menurut Dr. Grace Richter, dokter mata di Roski Eye Institute di University of Southern California di Los Angeles, masih terlalu dini untuk mengetahui apa arti virus corona di mata bagi kesehatan mata pasien.
Sejauh ini, masalah mata karena COVID-19 terbatas pada sejumlah pasien yang mengembangkan konjungtivitas (mata merah), di mana bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata membengkak, merah, dan terasa gatal.
Namun, pasien dalam kasus ini menderita glaukoma akut sudut tertutup.
Ini adalah suatu kondisi serius di mana tekanan pada mata tiba-tiba meningkat karena penumpukan cairan.
Hal ini membutuhkan perawatan yang tepat untuk menghilangkan tekanan, kadang dengan operasi untuk mengembalikan pergerakan cairan mata yang normal.
Meski begitu, dokter Richter masih meragukan kalau virus corona yang secara langsung menyebabkan komplikasi mata tersebut.
“Secara umum, ciri-ciri anatomi tertentu pada mata membuat beberapa orang rentan terhadap glaukoma akut sudut tertutup, dan hal itu bisa dipicu oleh obat-obatan,” jelasnya.
Baca Juga: Apa Itu Happy Hypoxia yang Jadi Gejala COVID-19? Ini Penjelasannya
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar