GridKids.id - Makanan yang digoreng dengan minyak memang lebih gurih dan nikmat, Kids.
Sayangnya, minyak goreng bisa jadi kotor dan membuatnya enggak bisa digunakan lagi.
Kalau sudah seperti itu, biasanya minyak goreng yang sudah digunakan akan dibuang atau disisihkan untuk dipakai keperluan lain selain memasak.
Namun, kalau minyak yang sudah digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan berwarna agak kehitaman, maka minyak sudah enggak bisa dipakai untuk menggoreng lagi.
Mungkin beberapa orang akan membuang minyak jelantah ini di saluran pembuangan air.
Eits, tapi tahu enggak? Ternyata membuang minyak jelantah pada saluran pembuangan disebut bisa berdampak buruk bagi lingkungan, lo.
Dilansir dari akun Instagram resmi Waste4Change, @waste4change mengatakan kalau minyak jelantah sebaiknya enggak dibuang sembarangan ke saluran air.
Waste4Change adalah perusahaan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Lalu, apa dampak membuang jelantah ke saluran pembuangan, ya?
Dampak Membuang Minyak Jelantah ke Saluran Pembuangan
Ahli toksikologi kimia dari Universitas Indonesia (UI), Bapak Budiawan mengatakan kalau minyak goreng bekas pakai sebaiknya diperlakukan sebagai limbah.
Artinya, enggak boleh dibuang sembarangan. Hal ini karena akan menghasilkan bau enggak sedap dan enggak sehat.
Bau enggak sedap ini kemungkinan berasal dari terurainya minyak jelantah jadi senyawa kimia lain yang memnyebabkan muncul bau dan membuat perubahan warna.
Biasanya limbah yang berubah ini jadi warna kuning kecoklatan, Kids, atau bahkan hitam.
Hal inilah yang membuat lingkungan jadi kurang indah.
Solusi yang Tepat
Alternatif yang aman untuk membuang minyak jelantah yaitu dengan mengumpulkan minyak tersebut dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai dengan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Minyak ini sebaiknya dikumpulkan ke pengepul dan dikelola oleh pihak ketiga sesuai ketentuan atau kebijakan KLHK untuk pengelolaan pembuangan limbah.
Membuat Angka BOD dan COD Naik
Di sisi lain, Peneliti Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bapak Agus Haryono menyampaikan, membuang minyak jelantah ke saluran air merupakan kebiasaan buruk.
Menurut beliau, di Jepang, minyak jelantah diolah lebih dulu sebelum dibuang ke tempat sampah.
Yup! Di Jepang, minyak jelantah ditambah zat pemadat lebih dulu sebelum dibuang ke tempat sampah sebagai bongkahan.
Tindakan membuang minyak jelantah ke saluran air bisa membuat kualitas air di saluran air atau sungai jadi kotor, Kids.
Selain itu, akibatnya angka BOD dan COD mengalami peningkatan.
Artinya, jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme mengurai bahan organik jadi semakin banyak, sementara kualitas air menurun.
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan organik di dalam air.
Sementara, Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap oksigen untuk mengurai bahan organik.
BOD dan COD ini digunakan sebagai parameter kebersihan lingkungan air.
Melihat dampak yang terjadi saat minyak jelantah dibuang sembarangan, Bapak Agus mengatakan kalau minyak jelantah bisa didaur ulang jadi beberapa produk.
Contohnya saja seperti biodiesel, atau pun untuk pembuatan sabun. Di beberapa Bank Sampah malah sudah bisa menampung jelantah ini unutk dimanfaatkan kembali.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar