GridKids.id - Virus corona COVID-19 masih menyebar di berbagai negara, enggak terkecuali Indonesia.
Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok, virus ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Karena merupakan virus baru, masih banyak hal yang belum kita ketahui mengenai COVID-19.
Bahkan, gejala virus ini pun terus berubah dan enggak pernah pasti.
Oleh karena itu, vaksin virus corona jadi harapan di tengah pandemi COVID-19 ini. Terlebih kasus penyebaran di seluruh dunia masih terus bertambah.
Meski begitu, vaksin pertama di dunia kemungkinan belum bisa tersedia sebelum akhir tahun 2020 ini.
Selain percepatan pengembangan vaksin, pendistribusiannya juga jadi salah satu fokus penting yang diperhatikan.
Melansir Indiatimes, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengawasi pengembangan vaksin dan berusaha membuat pendistribusiannya merata.
Dalam arahan terbarunya, WHO mengundang negara-negara di seluruh dunia untuk menjadi bagian dari COVAX, dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan vaksin corona.
Aliansi internasional, COVAX, yang diluncurkan pada akhir April dibentuk untuk memproduksi, melakukan penggalangan dana, menerima masukan dari para ahli, dan mengawasi kemajuan calon vaksin sesuai standar.
Dari calon-calon vaksin yang saat ini dikembangkan, paling enggak lima vaksin berada di urutan terdepan.
Vaksin-vaksin tersebut dibuat oleh Moderna Therapeutics Inc., CanSino Biologics, Pfizer-BioNTech, dan perusahaan yang didukung Oxford-AstraZeneca.
Baca Juga: Jadi Harapan Utama di Tengah Pandemi, Kapan Vaksin Virus Corona Tersedia di Indonesia?
Hal yang Dilakukan COVAX
COVAX sedang bekerja untuk menandatangani pakta dan perjanjian dengan kelompok peneliti yang terlibat dalam pembuatan kandidat vaksin.
Menurut WHO, kemungkinan hal tersebut akan berhasil.
Dengan begitu, aliansi ini akan membantu menyediakan fasilitas berupa pendanaan, lokasi pengujian, sampai percepatan produksi.
Sehingga setelah vaksin siap diluncurkan, vaksin bisa diproduksi secara masal untuk memasok ketersediaannya ke seluruh penjuru dunia.
Fasilitas ini juga akan membantu produsen vaksin memenuhi permintaan untuk memproduksi dengan dosis yang cukup untuk populasi yang ada.
COVAX bertujuan mendapatkan minimal dua miliar dosis vaksin Covid-19 yang disetujui pada akhir tahun depan.
Penyebaran dan pasokan vaksin pada awalnya akan terkonsentrasi untuk negara-negara berpenghasilan rendah sampai menengah, atau negara yang enggak punya akses perawatan kesehatan yang memadai.
Saat ini, beberapa perusahaan yang mengembangkan vaksin sudah sepakat untuk menggenjot produksi mereka.
Bahkan, sejumlah perusahaan sudah menyepakati perjanjian dengan negara AS dan Uni Eropa untuk mencadangkan jumlah dosisnya.
Apabila skenario seperti ini benar terjadi, maka negara-negara maju mendapatkan akses prioritas terkait akses terhadap vaksin corona.
Hal ini pun bisa membuat negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah berada dalam ambang ketidakpastian.
Hadirnya COVAX pun diharapkan bisa membantu memastikan distribusi vaksin yang adil.
Baca Juga: Dari Semua Kandidat Vaksin COVID-19, Ternyata Inilah yang Dinilai Paling Efektif
75 Negara Bergabung
Menurut laporan terbaru, sebanyak 75 negara sudah menyatakan keinginannya bergabung dengan COVAX, dan mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk pengembangan vaksin corona.
Menurut perkiraan WHO, langkah seperti ini akan memastikan setidaknya 20 persen populasi mendapatkan vaksin corona sejak awal.
Di saat yang sama, COVAX juga bisa membantu negara-negara yang secara individu enggak punya cukup sumber daya atau kekuatan finansial untuk menandatangani perjanjian terpisah dengan pembuat vaksin guna memastikan mendapatkan akses terhadap vaksin.
Bukan Satu-satunya
WHO bukan satu-satunya badan kesehatan yang mengerjakan inisiatif semacam ini.
Bill Gates, yang sebelumnya menyoroti masalah pendistribusian yang enggak meraka, juga bekerja pada aliansi serupa.
Yayasan Bill and Melinda Gates, bekerja sama dengan GACI dan CEPI, untuk memastikan negara berkembang mendapat akses yang mudah terhadap vaksin.
Institut Serum India jadi produsen vaksin terbaru yang menandatangani kesepakatan dengan yayasan tersebut.
Harga Ekonomis
Menurut laporan, dukungan baru seperti ini akan memastikan pasokan minimal 100 juta dosis ke negara yang berisiko, dengan memenuhi syarat harga yang ekonomis.
Yayasan yang dikembangkan Bill Gates sudah menjanjikan dana sebesar 150 juta dollar AS untuk mempercepat pembuatan vaksin.
Selain itu, yayasan tersebut juga berinvestasi pada beberapa kandidat vaksin yang berbeda, dengan tujuan memprioritaskan pengembangan vaksin.
(Penulis: Mela Arnani)
Baca Juga: Dari Vaksin sampai Angka Kesembuhan, Inilah 6 Kabar Baik Penanganan Virus Corona di Indonesia
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Regina Pasys |
Komentar