GridKids.id - Virus corona masih menyebar di berbagai negara, enggak terkecuali Indonesia.
Virus ini pertama kali dikonfirmasi masuk Indonesia pada awal Maret 2020.
Sampai saat ini, jumlah kasus masih tinggi dan belum juga turun. Namun, ada kabar baik mengenai vaksin COVID-19 di Tanah Air.
Melansir Kompas.com, vaksin corona asal Tiongkok, Sinovac, sudah sampai di Indonesia dan siap diuji klinis pada sejumlah orang.
Sampai sekarang, angka kasus infeksi virus corona baru, SARS-CoV-2, terus meningkat di sejumlah daerah.
Diharapkan vaksin tersebut bisa segera dimanfaatkan masyarakat untuk menekan penyebaran virus corona.
Minggu lalu, Bio Farma menerima vaksin Sinovac dari Tiongkok sebanyak 2.400 vaksin.
"Vaksin ini akan dites dulu di internal lab Bio Farma. Namun, clinical trial akan dilakukan oleh Unpad (Universitas Padjadjaran)," ujar Ibu Neni Nurainy, Research and Development Bio Farma, kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Uji klinis fase 3 ini merupakan uji khasiat vaksin corona untuk mengetahui efektivitas dari vaksin Sinovac dalam melawan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Uji klinis ini sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, kita telah mempunyai cukup data bahwa vaksin ini aman dan berkhasiat, sehingga nanti akan keluar yang namanya emergency use authority," ungkap Ibu Neni.
Baca Juga: Kabar Baik! Pertama Kali Diuji Coba, Vaksin Virus Corona Sudah Tunjukkan Hasil Positif
Diuji Awal Agustus
Emergency use authority ini merupakan regulasi untuk mempercepat produksi vaksin dengan landasan data yang cukup terkait khasiat dan keamanan vaksin yang diberikan selama uji klinis fase 3 dilakukan.
Ibu Neni mengatakan, uji klinis fase 3 rencananya mulai dilakukan pada awal Agustus mendatang, dan ditargetkan berjalan selama 6 bulan sebelum diproduksi massal pada kuartal I tahun 2021.
"Jadi selama produksi, uji klinis vaksin Sinovac ini tetap diteruskan," kata Ibu Neni.
Direktur Utara Bio Farma Bapak Honesti Basyir mengatakan, kalau uji klinis tahap 3 ini lancar, maka produksi vaksin ini di Indonesia akan dimulai pada kuartal I-2021.
"Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis," kata Pak Honesti dalam rilisnya.
Pak Honesti mengatakan, metode pembuatan vaksin yang digunakan Sinovac punya kompetensi yang sama dengan Bio Farma.
Dengan metode ini, pembuatan vaksin untuk COVID-19 enggak lagi perlu merubah atau menambah investasi.
Baca Juga: Apa Itu Vaksin? Berikut Ini Penjelasan dan Perbedaannya dengan Obat
Transfer Teknologi Pembuatan Vaksin
Ibu Neni mengatakan, rencananya dalam tahap uji klinis ini, vaksin tersebut akan diberikan kepada 1.620 sukarelawan yang akan dilakukan oleh para analis dari Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Para peserta uji klinis akan dipilih dengan rentang usia antara 18-59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu.
Sebelumnya, disebut akan ada transfer teknologi dalam pengembangan vaksin corona tersebut.
Ibu Neni menjelaskan, transfer teknologi memang sudah menjadi tanggung jawab produsen.
"Namun, ini masih dalam pembahasan secara detail. Teknologi pembuatan vaksin, yang kemungkinan dari downstream. Artinya, pembuatan tidak dari awal, tapi produksinya kami akan dari formulasi, filling, dan packaging," jelas Ibu Neni.
Sampai sekarang, jumlah vaksin corona untuk COVID-19 yang akan diproduksi juga masih diperhitungkan dan menunggu kebijakan Kementerian Kesehatan.
"Akan tetapi, yang pasti Bio Farma telah menyediakan kapasitas produksi vaksin yang dibutuhkan Indonesia," imbuh Ibu Neni.
(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Baca Juga: Apa Itu Vaksin? Berikut Ini Penjelasan dan Perbedaannya dengan Obat
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar