Melansir New York Post, Kamis (21/5/2020), partikel tersebut kemungkinan besar berasal dari ledakan Big Bang yang merupakan kelahiran alam semesta.
Dalam melakukan eksperimen ini, para ilmuwan NASA menerbangkan alat menyerupai balon udara bernama Antartic Impulsive Transient Antenna (ANITA).
Alat tersebut diterbangkan jauh di angkasa Antartika, di mana kondisi udara sekeliling sangat kering dan jauh dari sinyal radio apapun.
Kemudian, ditemukan gerakan “angin” dari partikel-partikel berenergi tinggi yang secara konstan menghampiri Bumi dari luar angkasa.
Partikel-partikel yang punya energi rendah, atau mendekati nol, secara ilmiah bisa melewati atmosfer dan tiba di Bumi.
Namun partikel berenergi tinggi dihentikan oleh partikel-partikel solid di angkasa Bumi.
Hal ini berarti partikel berenergi tinggi cuma bisa dideteksi saat masuk ke Bumi dari luar angkasa.
Namun, ANITA mendeteksi partikel yang lebih berat (berenergi tinggi), yang dinamakan tau neutrinos, yang justru datang dari Bumi ke luar angkasa.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar