GridKids.id - Setelah menjalani ibadah puasa pada bulan ramadan, umat muslim akan merayakan lebaran.
Lebaran atau Idul Fitri adalah hari raya umat muslim yang jatuh pada tanggal 1 Syawal.
Nah, uniknya berbagai daerah di Indonesia memiliki tradisi unik saat lebaran, lo.
Baca Juga: Unik! Inilah 5 Tradisi Sahur di Berbagai Negara, Ada yang Menabuh 2.000 Drum
Masing-masing daerah memiliki tradisi dengan berbagai makna. Penasaran?
Yuk, kita simak tradisi lebaran di berbagai daerah di Indonesia, Kids.
Batobo - Riau
Batobo adalah tradisi menyambut orang yang pulang kampung secara meriah oleh keluarga dan warga desa.
Pemudik akan diarak menuju lokasi buka bersama sambil diiringi tabuhan rebana, Kids.
Biasanya saat batabo, biasanya juga digelar acara pengajian dan lomba membaca Alquran.
Para pemudik tersebut yang akan memberikan hadiah. O iya, tradisi batobo ini berasal dari Riau.
Baca Juga: Bukan Kolak, Inilah Menu Buka Puasa Khas Berbagai Negara, Mana yang Paling Nikmat?
Bedulang - Bangka Belitung
Bedulang adalah tradisi makan begara atau 'makan bersama' masyarakat Bangka Belitung untuk merayakan momen kebersaamaan saat lebaran, tepatnya setelah bersilaturahmi, Kids.
Penyajiannya menggunakan tudung saji, makanya acara tersebut kemudian disebut bedulang.
Uniknya, saat bedulang kita harus makan pakai tangan karena enggak boleh pakai sendok, dan harus cuci tangan terlebih dahulu.
Orang tua akan cuci tangan duluan, baru dilanjutkan secara bergantian oleh yang muda, deh.
Bakar Ilo Sanggari - NTB
Tradisi bakar ilo sanggari biasanya dilakukan pada saat malam lebaran dengan menyalakan lentera yang terbuat dari bambu dan dililit minyak biji jarak di sekitar rumah.
Menyalakan lentera dipercaya akan membuat malaikat dan roh leluhur datang dan memberi berkah di hari Lebaran, Kids.
Baca Juga: Iklan-Iklan Ini Identik Banget dengan Bulan Ramadan, Sampai Hafal dan Terngiang Terus, Bisa Tebak?
Binarundak - Sulawesi Utara
Binarundak biasanya dilakukan pada hari ketiga setelah lebaran oleh masyarakat Sulawesi Utara.
Binarundak adalah tradisi makan nasi jaha dalam bambu. Bambu tersebut nantinya akan dibakar bambunya dengan serabut kelapa.
Nasi jaha adalah perpaduan dari beras ketan, santan, dan campuran jahe.
Festival Meriam Karbit - Pontianak
Tradisi ini telah dilakukan oleh masyarakat Pontianak selama lebih dari 200 tahun, lo.
Saat menjelang malam takbiran, masyarakat akan berkumpul di sekitar tepi Sungai Kapuas.
Di sana mereka akan menyulut meriam dari bambu besar yang telah diletakkan di tepi sungai sebagai tanda datangnya hari kemenangan, Kids.
Baca Juga: Jadi Buah Andalan saat Puasa, Ternyata Kurma Punya Segudang Manfaat
Festival Tumbilotohe - Gorontalo
Festival Tumbilotohe adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Gorontalo dengan cara menyalakan lampu minyak di sepanjang jalan dengan diiringi tabuhan bedug dan meriam dari bambu.
O iya, lampu yang dinyalakan tersebut akan dibuat formasi yang indah, misalnya bentuk masjid, kaligrafi, dan lain sebagainya, lo.
Nah, tujuan dari tradisi tersebut sebenarnya adalah untuk memberikan penerangan kepada warga desa saat sedang membagikan zakat, Kids.
Grebeg Syawal - Yogyakarta
Tradisi grebeg Syawal dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta setelah hari raya Idul Fitri.
Pada dasarnya, grebeg Syawal merupakan tradisi keraton yang digelar dalam rangka menyambut 1 Syawal, Kids.
Perayaan tersebut biasanya diawali dengan arakan aneka hasil bumi yang dibentuk kerucut berukuran besar oleh warga.
Arakan tersebut akan dibawa dari pagelaran Keraton menuju halaman masjid agung Kauman.
Baca Juga: Manfaat Puasa Bagi Tubuh, Salah Satunya Bisa Bikin Mood Jadi Bagus
Hasil bumi yang diarak itu akan didoakan dan setelahnya akan diperebutkan oleh masyarakat yang mengikuti perayaan grebeg Syawal tersebut.
Meugang - Aceh
Meugang dilakukan setiap tahun pada saat menjelang Idul Fitri oleh masyarakat Aceh.
Warga biasanya akan berkumpul di masjid untuk memasak daging dan menyantapnya bersama-sama, Kids.
Ngejot - Bali
Ngejot adalah tradisi umat muslim Bali yang dilakukan dengan cara membagikan makanan kepada semua warga tanpa membedakan agama yang dianut.
Tradisi tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama di Bali meski berbeda keyakinan, Kids.
Pawai Pegon - Jember
Tradisi tersebut dilakukan oleh masyarakat Jember pada hari lebaran ke-7.
Pada tradisi tersebut, akan ada gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi yang dihiasi dengan janur kuning.
Baca Juga: Resep Kolak Labu Susu Almond, Hidangan Takjil Lezat yang Bebas Santan
Gerobak tersebut berisi satu keluarga yang membawa ketupat dan lauk dari hasil bumi.
Mereka akan menuju pantai untuk makan bersama-sama.
Perang Topat - Lombok
Perang Topat adalah tradisi di Lombok juga bertujuan untuk mempererat hubungan antara umat beragama, Kids.
Tradisi tersebut dilakukan oleh suku Sasak pada lebaran hari ke-6 dengan cara mengarak hasil bumi.
Setelah diarak, warga akan saling melempar topat atau 'ketupat'. Hal itu dipercaya akan mengabulkan doa, Kids.
Pukul Sapu - Maluku Tengah
Tradisi unik ini dilakukan oleh penduduk Leihitu, Maluku Tengah pada lebaran hari ke-7.
Nantinya, perwakilan pria dari masing-masing desa, yakni desa Morella dan desa Mamala akan berkumpul di halaman masjid besar.
Baca Juga: Resep Kolak Tanpa Santan, Sehat dan Nikmat untuk Menu Buka Puasa
Di sana mereka akan saling memukul punggung satu sama lain menggunakan lidi dari pohon enau alias aren selama sekitar 30 menit, Kids.
Ronjok Sayak - Bengkulu
Tradisi ronjok sayak juga dikenal sebagai tradisi bakar gunung api, telah dilakukan selama ratusan tahun oleh Suku Serawai pada malam takbiran.
Saat melaksanakannya, warga akan menyusun batok kelapa hingga menjulang tinggi, lalu dibakar di depan rumah masing-masing, Kids.
Warga Bengkulu memercayai bahwa api merupakan penghubung antara manusia dengan leluhur.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar