Lower dan timnya juga melakukan pengamatan yang sama dengan menggunakan teleskop radio dari Parkes Observatory di Australia.
Mereka merekam bintang selama tiga jam dan menemukan bintang itu memancarkan gelombang radio berdenyut yang tampaknya tidak jauh berbeda dengan pulsar radio lainnya.
Sepintas, kata Lower, pulsar radio yang dipancarkan Swift J1818.0-1607 terlihat sangat mirip dengan yang dari empat magnetar radio lain.
"Namun, ketika kami melihat seberapa cerah getaran pada frekuensi radio kami menyadari ada penurunan dramatis dalam kecerahan ketika beralih dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi," jelas dia.
Pada 2016, pulsar dengan medan magnet tinggi bernama PSR J1119-6127 mengalami ledakan radio sendiri, dan spektrum ledakan itu tampak sangat mirip dengan spektrum dari Swift J1818.0-1607.
Selain itu, Lower menjelaskan, kedua bintang tersebut memperlihatkan pencerahan radio yang serupa.
Ini sebuah petunjuk yang menarik kalau mekanisme di balik ledakan radio bisa serupa.
Hal itu juga bisa menunjukkan bahwa setidaknya beberapa magnetar bisa berevolusi dari pulsar.
"Kemiripannya dengan pulsar yang lebih umum membuka banyak pertanyaan tentang kemungkinan asal-usulnya, bagaimana bintang magnetar berevolusi dari waktu ke waktu dan validitas asumsi kami sebelumnya tentang fenomena emisi radio magnetar," imbuh Lower.
(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di www.gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar