GridKids.id - Telur memang terkenal dengan kandungan gizinya yang baik untuk tubuh.
Selain itu, mudah diolah dan bisa dimakan dengan lauk apa saja.
Enggak heran, kalau telur populer di kalangan masyarakat.
Anak-anak seperti kita kebanyakan suka sekali makan olahan telur. Misalnya telur dadar, telur mata sapi, dan masih banyak lagi.
Beberapa orang suka mengonsumsi telur mata sapi saat kuningnya masih setengah matang.
Bagi yang menyukainya, telur setengah matang punya kelezatan yang berbeda. Teksturnya yang sedikit cair memberikan kenikmatan tersendiri bagi orang yang menyukainya.
Namun, di balik rasanya yang menggugah selera, apakah telur setengah matang baik untuk dikonsumsi, ya?
Banyak yang bilang kalau telur setengah matang masih mengandung bakteri yang bisa membuat kita sakit.
Nah, sebelum mengonsumsinya, cari tahu dulu faktanya, yuk!
Apakah Telur Setengah Matang Aman?
Kadang kita sengaja meminta ibu untuk memasak telur setengah matang.
Telur memang mengandung protein, vitamin, mineral, dan bahkan asam lemak omega-3 yang enggak ditemukan pada makanan lainnya.
Meskipun telur setengah matang terasa lezat, tapi beberapa orang lain menganggap makanan ini enggak sehat dan rentan menyebarkan penyakit.
Kita pun jadi bertanya-tanya, apakah ini artinya enggak boleh makan telur setengah matang?
Sayangnya, adik-adik balita (bawah lima tahun) enggak dianjurkan untuk makan telur setengah matang, lo.
Menurut seorang pakar di bidang gizi dan kesehatan, anak-anak usia di bawah 5 tahun cuma boleh makan telur matang.
Ini karena telur yang enggak dimasak dengan benar rentan mengandung bakteri Salmonella yang bisa membahayakan tubuh.
Baca Juga: Kesalahan saat Memasak Telur yang Sering Dianggap Sepele, Pernah Melakukan?
Bahaya Infeksi Salmonella
Sebetulnya, bukan cuma anak-anak seperti kita saja yang dianjurkan untuk menghindari telur yang dimasak setengah matang.
Orang dewasa pun sebaiknya enggak mengonsumsi telur yang dimasak dengan cara setengah matang.
Terlebih bagi orang yang mempunyai sistem imun yang rendah, seperti anak-anak atau lansia, lebih rentan jatuh sakit akibat infeksi Salmonella.
Menurut Badan POM Amerika Serikat (FDA), telur yang terkontaminasi menyebabkan sekitar 142.000 kasus infeksi Salmonella per tahun.
Bahkan, penyebab keracunan makanan yang paling umum terjadi karena infeksi Salmonella dari telur.
Telur semestinya dimasak dan dimakan saat benar-benar matang. Panas yang digunakan untuk memasak telur bisa membunuh bakteri Salmonella di dalam telur.
Sebaliknya, saat telur enggak dimasak sampai benar-benar matang, maka akan ada kemungkinan bakteri Salmonella tetap tinggal dan menginfeksi tubuh, Kids.
Saat bakteri Salmonella berhasil masuk ke dalam tubuh, hal tersebut akan menimbulkan gejala yang mirip seperti gejala keracunan makanan.
Gejala infeksi Salmonella meliputi perut kram, mual, muntah, diare, sakit kepala, sampai demam.
Untuk menjaga kesehatan dari penyakit, pastikan dulu bagian kuning dan putih telur yang akan kita makan benar-benar sudah matang, ya!
(Penulis: Sarah Nafisah)
Baca Juga: Robot Pembuat Telur Buatannya Viral, Awalnya Cuma Berniat Bantu Ibu, Sekarang Kebanjiran Pesanan
Penulis | : | Danastri Putri |
Editor | : | Grid Kids |
Komentar