Setiap zat gizi yang masuk ke mulut dan tubuh kamu akan langsung mengambil peran sebagai inhibitor (penghambat), atau enhancer (pendukung) bagi zat gizi lainnya.
GridKids.id - Sebagai makhluk hidup heterotrof, manusia memperoleh zat gizi dari makanan lewat proses pencernaan makanan.
Dengan demikian, mekanisme pertukaran zat gizi makanan terjadi antara saluran pencernaan dengan sistem sirkulasi dan sel-sel seluruh tubuh.
Sistem pencernaan manusia memungkinkan kita memperoleh nutrisi dan energi dari berbagai jenis makanan atau minuman.
Keduanya diperlukan dalam proses metabolisme, perbaikan sel dan jaringan tubuh, serta menunjang aktivitas sehari-hari, seperti bergerak, bernapas, belajar, dan bekerja.
Mengenal bioavailabilitas dalam penyerapan zat gizi
Zat gizi dalam tubuh manusia saling berinteraksi. Interaksi ini terjadi antara zat gizi yang memengaruhi jumlah penyerapannya di dalam tubuh.
Tingkat penyerapan dalam tubuh tersebut dinamakan bioavailabilitas.
Tubuh memilki aturan tersendiri untuk menentukan jenis dan banyaknya zat gizi yang harus di serap.
Kendati ada proses ada berbagai faktor yang memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari makanan atau minuman.
Misalnya, bawang putih mentah yang masih utuh memiliki bioavailabilitas rendah.
Ini berarti tubuh kamu tak dapat menyerap seluruh kandungan gizi bawang putih dengan sempurna bila kondisinya masih utuh.
Baca Juga: Sehat dan Tinggi Protein, Ini Manfaat Jantung Ayam untuk Kesehatan
Bawang putih tersebut harus diolah halus. Tubuh mampu menyerap kandungan gizi bawang putih yang halus dengan lebih baik.
Dengan kata lain, bioavailabilitas bawang putih meningkat setelah dihaluskan.
Selain mengubah bentuk makanan, ada banyak faktor lain yang dapat meningkatkan atau justru menurunkan bioavailabilitas suatu bahan makanan.
Lalu, apa saja yang memengaruhi proses penyerapan zat gizi dalam makanan?
1. Kombinasi makanan dan minuman yang dilahap bersamaan
Jika suatu zat gizi mengambil peran inhibitor, ia akan menghambat proses penyerapan zat gizi lain dalam makanan.
Sebaliknya, zat gizi yang berperan sebagai enhancer akan meningkatkan penyerapan zat gizi lainnya di dalam tubuh.
Contohnya saat kamu makan makanan sumber zat besi bersamaan dengan makanan sumber kalsium, itu justru akan dapat menghalangi penyerapan zat besi.
Artinya, penyerapan zat besi akan terhambat jika dikonsumsi bersamaan dengan kalsium.
2. Zat gizi jadi pesaing
Baca Juga: Fakta Gizi dan Manfaat Kangkung untuk Kesehatan, Baik untuk Pencernaan
Dalam proses penyerapan makanan ternyata juga terjadi kompetisi antar zat gizi.
Beberapa zat gizi mungkin saling bersaing untuk bisa diserap lebih banyak oleh tubuh.
Hal ini dapat menurunkan tingkat bioavailabilitas dari setiap zat gizi yang bersaing.
3. Bentuk kimia zat gizi
Bentuk kimia dari zat gizi ikut memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari makanan.
Contohnya, bentuk zat gizi yang berasal dari makanan nabati dan hewani jelas berbeda walaupun jenis zat gizinya sama.
Hal ini terjadi pada zat besi yang memiliki dua bentuk. Bentuk pertama yaitu zat besi heme yang berasal dari sumber makanan hewani.
Sementara itu, zat besi pada sumber makanan nabati umumnya berbentuk non-heme.
4. Kondisi Kesehatan
Kondisi kesehatan sangat memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari makanan.
Contohnya saat kamu kekurangan zat gizi yang berperan sebagai enhancer.
Tanpa zat gizi tersebut, proses penyerapan zat gizi lain bisa terkena imbasnya.
Begitu pun jika Anda memiliki gangguan kesehatan yang memengaruhi penyerapan zat gizi, misalnya penyakit celiac.
Penderita penyakit celiac akan mengalami peradangan usus bila mengonsumsi makanan mengandung gluten.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.