Hipotermia bisa menjadi parah ketika kamu berada di beberapa kondisi, seperti:
- Berada terlalu lama di tempat dingin.
- Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
- Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu yang cukup lama.
- Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
- Mengenakan pakaian yang terlalu tipis saat cuaca sedang dingin.
Gejala Hipotermia
Gejala Hipotermia bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Berikut ini merupakan gejala hipotermia berdasarkan derajatnya:
1. Gejala hipotermia ringan (suhu 32–35oC):
- Pucat
- Kulit terasa dingin ketika disentuh
- Mati rasa
- Menggigil
- Respons menurun
- Mengantuk
- Takikardia
- Napas cepat
2. Gejala hipotermia sedang (suhu 28–32oC):
- Inkotinensia urine
- Berhenti menggigil
- Napas melambat
- Denyut jantung melambat (bradikardia)
- Tekanan darah menurun
- Penurunan kesadaran
3. Gejala hipotermia berat (suhu 28oC atau lebih rendah):
- Kaku otot
- Tidak memberi respons
- Bradikardia makin parah
- Pernapasan dan denyut nadi sangat lemah
- Pingsan
- Henti Jantung
Pencegahan Hipotermia
Baca Juga: Tubuh Menggigil, Benarkah Respons Alami Tubuh Hadapi Perubahan Suhu?
Beberapa upaya pencegahan hipotermia, antara lain:
- Berpakaian yang tepat saat musim dingin.
- Ganti baju basah dengan baju kering sesegera mungkin.
- Keluar dari air dingin secepatnya.
- Konsumsi kalori dan cairan yang cukup.
- Aktif bergerak saat kamu merasa dingin saat berkegiatan atau ketika berada di dalam rumah.
- Melakukan pengawasan suhu ruangan dan tubuh secara berkala pada lansia dan anak kecil.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.