Find Us On Social Media :

Apakah Air Minum Kemasan Berbahaya? Ini Penjelasannya

Air adalah kebutuhan wajib bagi setiap makhluk hidup, tentu termasuk di dalamnya manusia

GridKid.id - Air minum dalam kemasan (AMDK) tak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Air kemasan ini pun selalu kita pakai saat hendak minum. 

AMDK menjadi handalan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan tubuh.

Lantas, apakah aman kita menggunakan air minum kemasan?

Bersamaan dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap AMDK, penelitian mengenai mikroplastik yang terkandung dalam AMDK galon sekali pakai serta tingkat paparannya menjadi penting untuk dilakukan mengingat adanya bahaya apabila mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Melansir Kompas.com, sejumlah riset dalam lima tahun terakhir justru menunjukkan ancaman kontaminasi mikroplastik pada AMDK.

Contohnya adalah hasil penelitian dari State University of New York at Fredonia bersama organisasi media nirlaba asal Amerika Serikat (AS), Orb Media, pada 2018.

Penelitian terhadap 11 brand minuman di 9 negara, termasuk Indonesia, tersebut menemukan bahwa 93 persen dari 259 botol AMDK yang diuji mengandung mikroplastik.

Adapun mikroplastik yang ditemukan meliputi polypropylene, nilon, polyethylene terephthalate (PET). Senyawa ini biasa digunakan pada penutup botol. Untuk mengetahui berbagai jenis kemasan Anda bisa membaca informasi dari berbagai pabrik kemasan plastik pada situs yang terlampir.

Dalam penelitian ini, kandungan mikroplastik dalam AMDK galon sekali pakai dianalisis dari segi kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan metode utama counting chamber termodifikasi yaitu pengukuran jumlah sel/partikel dalam cairan menggunakan mikroskop terhadap sampel yang diposisikan dalam ruang (1 x 1 x 0,1) mm (Zhang et al., 2020).

Melalui metode ini, secara kualitatif dapat ditentukan keberadaan mikroplastik dalam suatu sampel serta dapat dilihat pula morfologi dari partikel mikroplastik yang ada.

Di sisi lain, secara kuantitatif, metode ini juga memberikan hasil perhitungan jumlah partikel mikroplastik yang teramati dalam ruang dengan ukuran tertentu di bawah mikroskop, dan dari hasil pengamatan ini dapat dihitung jumlah partikel mikroplastik dalam volume tertentu.

Baca Juga: Antara Air Minum Kemasan dan Air yang Direbus, Mana yang Lebih Sehat?

Melalui bantuan data dari karakterisasi menggunakan instrument FT-IR (Fourier Transformation Infra-Red), jenis mikroplastik yang ada dalam sampel dapat ditentukan pula.

Kemudian berdasarkan metode analisis gravimetri, konsentrasi mikroplastik dalam sampel dapat ditentukan, dan data ini menghasilkan estimasi paparan harian mikroplastik terhadap masyarakat.

Melansir dari sebuah penelitian green peace, yang telah dilakukan, diketahui bahwa kedua sampel kemasan AMDK galon sekali pakai Sampel A dan Sampel B mengandung mikroplastik dengan morfologi dan jenis yang sama.

Konsentrasi mikroplastik untuk sampel Sampel A diketahui sebesar 5 ppm (5 mg/liter) dan untuk sampel Sampel B sebesar 0,2 ppm (0,2 mg/liter).

Jenis mikroplastik yang ditemukan merupakan jenis plastik yang sama digunakan pada kemasan galon sekali pakai, yakni PET. 

Berdasarkan hasil analisis konsentrasi mikroplastik dalam sampel dan survei terhadap masyarakat yang telah dilakukan, diketahui bahwa estimasi paparan harian mikroplastik untuk kedua sampel kemasan tersebut tak melebihi batas aman yang diberikan oleh WHO.

Meskipun begitu, paparan mikroplastik terhadap tubuh manusia tetap perlu menjadi perhatian, mengingat apabila berlangsung dalam jangka panjang maka akan terakumulasi dalam jaringan dan organ serta mengakibatkan berbagai dampak biologis negatif yang tak diharapkan, bahkan hingga mencapai efek karsinogenesis.

Di samping analisis terhadap sampel, dalam penelitian ini dilakukan juga analisis perbandingan kandungan mikroplastik dalam sumber mata air.

Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa sumber mata air telah mengandung mikroplastik yang diduga berasal dari degradasi cemaran plastik dari lingkungan dan badan air itu sendiri.

Meskipun begitu, partikel mikroplastik yang ada dalam AMDK galon sekali pakai jumlahnya lebih banyak daripada partikel mikroplastik dalam sampel mata air.

Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa memang keberadaan mikroplastik dalam AMDK galon sekali pakai dapat berasal dari degradasi plastik kemasan itu sendiri.

Baca Juga: Jawab Pertanyaan Teks 'Pentingnya Air Bagi Tubuh Kita', Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Tema 8

Sehingga frekuensi dan kebiasaan konsumsi masyarakat terhadap AMDK galon sekali pakai perlu diperhatikan lebih lagi.

-----

Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.